Aku sepertiga malam yang engkau sulam dalam diam. Sejak purnama di akhir tahun yang kau tunggu.Â
Muncullah rembulan dengan senyum cerah lembayung merah. Akhirnya yang kau nanti datang juga.Â
Kau cukup pejamkan mata seperti menerima pertanda. Memainkan peranmu sebagai arjuna
Aku membawa ombak ke lautanmu. Hanya sebentar saja. Namun engkau mampu
memindai seberkas sinar itu. Hingga memancarlah telaga bening dimatamu. Euforia
Sejak itu malam menjadi gaduh, ceria, penuh tawa juga renungan-renungan panjang
tentang kehidupan, kegagalan, pertemuan, kerinduan, kemarahan, kebaikan, keajaiban, senyuman, ompian, dan masa depan
Kuhamparkan permadani rindu yang harus kusulam hingga bentangannya sampai  pada pangkuanmu
Lalu kau berikan pelangi harapan dan kegembiraan yang meluaap-luap seperti ombak laut cina selatan
yang menjadi rebutan negara-negara ASEAN. Ah engkau sedang bertopeng dan bersandiwara. Masa lalu
mengurungmu dalam dendam yang remuk redam teruntukku. Â Oh bukan aku, bukan aku yang harusnya kau tuju