Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuanku, Sang Mata Air Kehidupan

26 Mei 2017   10:38 Diperbarui: 26 Mei 2017   11:00 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                   Gambar 1 : penulis bersama ibu di tanah suci Makkah, 25 April 2011

Perempuanku 

Dalam waktu yang berputar

Dalam perjalanan diam yang gemuruh

Engkau mata air kehidupan

Segar, mengalir dan bermakna

Mungkin engkaupun jua adalah air mata

Bening, mengalir dan berpasrah

Perempuanku

Terus mengalir

Terus melangkah

Terus berzikir

Terus berjuang

Terus bersyukur

Terus berdoa

Terus mencinta

Terus merindu

Kuingat engkau perempuanku

Membayangkan dirimu dalam sepotong sejarah masa kecilku

Terlahir aku dari rahim keberanian

Terlahir aku dari doa, impian dan tangisan

Terlahir aku dari pucuk-pucuk harapan

Terlahir aku dari tepuk-tepuk kegembiraan

Terlahir aku dari perempuan penuh kebersahajaan

Sebagian sejarahku kau ukir perlahan

Ku temukan jalan cinta, ilmu dan kebijaksanaan

di persimpangan yang pernah kuragukan

kutemukanlah jalan keridhoan dan kasih sayang

Seperti namaku yang terukir ada dalam namamu dan nama kekasihmu

Perempuanku 

Tuhan mengirimkanmu dengan sekeping cinta, segudang kebijaksanaan

Genapnya perjalanan kita

Dalam perbincangan cinta, kehormatan dan keimanan

Aku merasa selalu hijau 

Hingga kusadar

Pada satu titik perjalanan kehidupan

Telah kutemukan akar kebahagian seorang perempuan

Dia menumbuhkan semua benih yang ada dalam dirinya

Untuk merawat segala yang tumbuh dalam dirinya

Seperti hutan dengan pohon, sungai dan kicau burung-burung

Engkau perempuanku

Telahkah genapkah kebahagiaanmu

Jum'at, 26 Mei

Selamat milad ke 60 tahun ibundaku

Parlemen

Nusantara V, Senayan Jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun