Masih terlalu jauh dari angka  tujuh puluh tujuh
Pertemuan kita bukan yang pertama kala
di awal aku telah melipat jarak bersamamu
dalam lembar puisimu di hujan di bulan juni
Aku menunggu tetes-tetesnya penuhi kepalaku
Kupandangi kolam dengan riak-riak airnya yang tenang
Juga aksaramu jadi pusaka bagiku
Abadilah puisumu
Dalam temaram malam menuju fajar pagi
apakah dukamu abadi
Bentara Budaya Jakarta, 22 Maret 2017,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!