Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan yang Melahirkan Sang Raja

16 Maret 2017   21:54 Diperbarui: 16 Maret 2017   22:01 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kemarin perempuan  yang di keningnya tertanam kamboja telah mengandung sembilan bulan sepuluh hari 

 dan menurut dukun beranak akan melahirkan. Perutnya sudah mulai mulas semenjak pagi. Nenek piyuh yang 

sudah turun temurun membantu  ibu-ibu bersalin  di desa parsalakan itu akhirnya berangkat pagi-pagi sekali menuju

rumah calon pasiennya.tangannya memegang   rumput fatimah yang disimpan turun temurun dari neneknya yang jug ahli

menolong Ibu-ibu melahirkan

Kening perempuan desa itu berubah hijau dan tumbuhlah kelopak kamboja dari keningnya. Sang nenek mengusap keningnya, namun tetap saja

kamboja tumbuh di kening perempuan desa itu. enek piyuh merasa ada yang lain dari pasiennya kali ini. Perempuan itu sangat sederhana  khas perempuan desa dengan rambut  panjang digulung ke atas dan memakai baju kurung dengan motif kembang-kembang bunga mawar. Matanya besar, badannya agak gemuk, pinggulnya besar tetapi kakinya kecil seperti perawakan kaki-kaki  perempuan keturunan raja-raja batak. Namun dia mencoba memegang tangan perempuan itu. Genggaman perempuan itu semakin kencang, kencang dan akhirnya nenek piyuh menyadari ketuban sudah pecah. saatnya dia beraksi dan sudah menyiapkan air hangat dan tangannya yang keriput membantu mengeluarkan kepala sang jabang bayi. pelan-pelan dia mengeluarkanmya

"ayo tarik nafas yang dalam nang, tatik,, tarik nafas, ya,,ya" kata Nenek Piyuh mengarahkan Perempuan bernama syarifah itu

"Uffffh, ufffh, uffh, borat doma  nek,  hatcit, hatcit domana"

"bisa do inang,  torus.. torus ma" kata nenek piyuh dengan  logat bahasa batak yang kental

Akhirnya kepala sang jabang bayi keluar, dan tangisnya pun pecah. Suami Syarifah menggendong bayinya dengan sukacita, setelah dicium oleh Istrinya. Azan berkumandang. Semua menyambut lahirnya anak yang berkelamin laki-laki itu"

"wah ganteng sekali, mirip bapaknya, pusaran kepalanya dua ya. ada yanda lahir di kepalamya"

"oh iyakah nek, maa" kata suami Syarifah

sang nenek menunjukkan disela-sela rambutnya yang masih basah setelah dibersihkan dari darah persalinan yang mengucur deras dari rahim syarifah

"alhamdulillah, anak kalian lahir bulan Rajab, nulan baik, deges toppana, bisuk mar ama  ina"

"iya kah nek?'

"iya, lihatlah matanya terpejam tapi kalau melihat teduh sekali, seperti raja yang bijaksana"

"Iya kita berikan saja namanya Raja ya istriku" kata suami Sayrifah sambil memandang istrinya yang tersenyum dan masih terlihat lemas. 

Tiba-tiba kening istrinya terlihat bunga kamboja berwarna putih dengan istana berwarna putih dengan telaga di depannya"

Suami syarifah mengejar nenek piyuh

"nenek lekas kemari, di kening istriku ada bunga kamboja dan istana berwarna putih"

sang nenek sudah tidak terlihat. 

Suami syarifah kembali melihat istrinya di kamar. 

 "Nenek tadi memberikan kain panjang untuk anak kita Raja bang" kata istinya lirih

"oh ya mana"

"Ini bang'

Kain panjang bermotif gorga di bukanya untuk membungkus tubuh raja yang mungil, ada cincin terjatuh dari kain panjang tersebut

sang istri melihatnya

"ada cincin jatuh bang"

"mana?'

lalu suaminya memungut cincin yang terjatuh dari kain panjang

"syarifah, bukankah ini cincin kakek yang dulu hilang, beliau dulu keturunan raja terakhir yang menginginkan anak laki-laki namun dari lima anaknya ,s emua perempuan"

Istrinya terlihat  tertidur pulas, Raja menangis. Suami syarifah meletakkan raja di dada istrinya, Raja menyentuh kening ibunya sambil tersenyum. airmatanya berhenti. 

Suami syaruifah terdiam, Mungkinkah Istrinya telah melahirkan sang Raja yang disegani di kampungnya kelak?

***

catatan

borat doma  nek,  hatcit, hatcit domana : berat kali  nek, sakit, sakit sekali

bisa do inang,  torus.. torus ma : bisa nak, terus, terus dorong

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun