Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak-anak Aleppo

20 Desember 2016   18:04 Diperbarui: 20 Desember 2016   18:28 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suara angin begitu lirih

mengetuk bilik kecil di rumahku

Aku berlari mencari Ibu

ingin tidur dalam pelukannya

malam sudah larut jelang pagi

Namaku Syahreza berumur 7  tahun

Ada seberkas cahaya

terang masuk melalui jendela rumah

Naik keatas rumahku

Dentuman keras

Rumah kami di bom

dan suara tembakan dimana-mana 

bau mesiu dimana-mana

Aku menagis

Ibu terkapar dalam sujudnya

Berdarah dikeningnya

Tak bisa kupeluk

Tangan keras milik pamanku 

Merengkuhku membawaku berlari jauh

Akupun berlari tanpa tujuan

Menangis tanpa meronta

Mencari tebing , batu yang curam

Aku ingin hidup seribu tahun lagi

Aku taj tahu apa-apa

Aoa yang terjadi dengan negeriku ini

Aku adalah  satui dari anak-anak Aleppo

yang ibunya di tembak mati bersama adik perempuannya

Tepat di subuh hari yang sendu

Aku mencari batu untuk nisan mereka

Namun dimanakah tanah dan batu beraroma syurga

atau dimana negeri damai tanpa nafsu kuasa

Desember. 19. Singapura

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun