Mohon tunggu...
Edo Media
Edo Media Mohon Tunggu... Jurnalis -

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Pemalakan" Masih Terjadi di Sekolah, Mengapa Menteri Diam Saja?

12 Juli 2016   10:53 Diperbarui: 12 Juli 2016   21:19 1492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: medansatu.com/riausky

Menteri Pendidikan Nasional Anies Baswedan harus turun tangan. Menteri harus mengumpulkan kepala daerah agar memberi arahan kepada Dinas Pendidikan dan para kepala sekolah untuk mengawasi betul praktek-praktek pemerasan gaya baru.

Berikut modus pemerasan yang dilakukan sekolah dengan pola lembut:

  1. Memaksa siswa membeli buku tertentu pada penerbit tertentu
  2. Memaksa siswa membeli seragam sekolah yang tidak pokok (misalnya memaksa siswa membeli sepatu, kaos kaki, jaket seragam) yang dalam aturan pemerintah tidak diwajibkan harus seragam namun sesuai kemampuan orang tua siswa. Yang penting warna sepatu wajib hitam
  3. Menggelar study tour, field trip atau studi banding ke tempat-tempat wisata atau lembaga yang sebenarnya modus wisata dengan beban biaya ditanggung siswa
  4. Sumbangan sekolah untuk membeli peralatan tertentu seperti AC, papan Tulis dan sebagainya.

Biasanya beban biaya ini akan diminta menjelang tahun ajaran baru untuk siswa yang baru masuk sekolah atau kenaikan kelas untuk siswa lama dengan dalih membeli buku pelajaran.

Sejumlah orang tua mendesak pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional Anies Baswedan untuk melakukan pengawasan ketat agar praktek meminta biaya yang memberatkan orang tua siswa bisa dicegah. Minimal ditiadakan agar beban orang tua tidak berat.

Jika pun harus mengadakan buku sekolah ada solusi misalnya dengan meminjam kakak kelas atau membeli dengan harga yang sudah terjangkau atau disubsidi negara. Jangan sampai buku yang dibeli kemudian hanya dibuang dan tidak bisa digunakan untuk adik-adik kelasnya.

"Kalau buku sampai Rp 1 juta untuk anak saya yang masih duduk di bangku SMP kok menurut saya kemahalan dan beban yang berat," ujar Nia, nama samaran salah satu orang tua siswa yang keberatan putranya dibebani biaya membeli buku Rp 1 juta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun