Mohon tunggu...
Edo Kriswidarta
Edo Kriswidarta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dari Universitas Atma Jaya Yogayakarta Fakultas Teknik

Saya membuat akun ini untuk kepentingan kuliah saya.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pemasangan Lubang Resapan Biopori di Desa Batu Daya

21 Januari 2025   11:30 Diperbarui: 21 Januari 2025   11:14 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem pengomposan dalam lubang biopori di Desa Batu Daya menerapkan metode yang telah dioptimalkan untuk kondisi lokal. Proses dimulai dengan pengumpulan sampah organik yang dipilah secara cermat. Dedaunan, rumput hasil pemangkasan, dan sisa makanan dari kegiatan desa dikumpulkan dan dicacah untuk mempercepat proses penguraian.

Mikroorganisme tanah yang ada secara alami dalam lubang biopori berperan sebagai dekomposer utama. Proses pengomposan dipercepat dengan penambahan aktivator alami berupa mol (mikroorganisme lokal) yang dibuat dari fermentasi buah-buahan lokal. Hasilnya adalah kompos berkualitas tinggi dengan kandungan nutrisi yang seimbang.

Kompos yang dihasilkan memiliki karakteristik unggul: warna kehitaman yang menunjukkan kematangan optimal, tekstur remah yang ideal untuk aplikasi ke tanah, dan aroma tanah yang khas tanpa bau tidak sedap. Analisis laboratorium menunjukkan kandungan nitrogen, fosfor, dan kalium yang seimbang, menjadikannya pupuk organik yang sangat baik untuk berbagai jenis tanaman.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Program biopori telah menciptakan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Desa Batu Daya. Dari segi ekonomi, produksi kompos telah mengurangi ketergantungan petani lokal pada pupuk kimia, menghasilkan penghematan biaya yang substantial. Beberapa warga bahkan telah memulai usaha kecil memproduksi kompos dengan metode yang dipelajari dari program ini.

Secara sosial, program ini telah meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat. Keberhasilan di lokasi percontohan telah memotivasi banyak warga untuk mengadopsi sistem serupa di pekarangan rumah mereka. Kelompok-kelompok tani dan PKK juga telah mulai mengintegrasikan pengetahuan tentang pengomposan dalam kegiatan mereka.

Pengelolaan dan Pemeliharaan Sistem

Untuk memastikan keberlanjutan program, sistem pengelolaan yang komprehensif telah dikembangkan. Tim khusus dibentuk untuk mengawasi dan memelihara sistem biopori, dengan jadwal pemeliharaan yang terstruktur. Pengisian sampah organik dilakukan secara rutin setiap minggu, dengan pencatatan volume dan jenis sampah yang dimasukkan.

Pemanenan kompos dilakukan setiap tiga hingga empat bulan, disesuaikan dengan musim dan kecepatan pengomposan. Proses pemanenan menggunakan alat khusus yang dirancang untuk meminimalkan gangguan pada struktur lubang. Kompos yang dipanen kemudian melalui proses pengayakan dan pengemasan sebelum didistribusikan.

Monitoring dan Evaluasi

Sistem monitoring yang ketat diterapkan untuk mengevaluasi efektivitas program. Parameter yang dipantau meliputi kecepatan resapan air, kualitas kompos yang dihasilkan, dan dampaknya terhadap pertumbuhan tanaman. Data yang dikumpulkan digunakan untuk penyempurnaan sistem dan perencanaan pengembangan ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun