Dalam kasus Sri Asih, sudah jelas bahwa dia lebih powerful daripada penjahat utama. Stakes-nya kurang. Ada dua "bos" paling besar di mitos Sri Asih, yaitu bos besar jahat dan bos besar baik. Sri Asih adalah titisan bos besar baik, sedangkan penjahat utama adalah titisan anak buah bos besar jahat. Sudah tidak setara kan? Dengan begitu, adegan laga terakhir di film itu terasa kurang klimaks bagi saya. Mungkin juga bagi penonton lain.
Begitulah komentar saya tentang film Sri Asih. Masih ada yang membaca sampai titik ini nggak ya? Kalau ada, maka saya  berterima kasih. Semoga Anda masih tegak pendiriannya untuk tetap mau menonton dan menikmati film Sri Asih.
Yakinlah, saya sangat menyukai dan mencintai film Sri Asih. Saya sangat menyarankan Anda menontonnya. Hanya saja saya ini terlalu jujur orangnya. Susah sekali memendam hasrat untuk berkata jujur, memandang sesuatu secara proporsional baik-buruk, kekurangan-kelebihan-nya. Dengan kata lain, film Sri Asih memang tidak sempurna, tapi saya tetap mencintainya apa adanya. Ciyeee....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H