Mohon tunggu...
Guido Gusthi Abadi
Guido Gusthi Abadi Mohon Tunggu... Penulis - Spiritual-Being

Seorang Mahasiswa Psikologi yang mempunyai interest di bidang Filsafat, Sosial, Psikologi, Teologi, Agama, Spiritual, dan Literasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nabi Khidir Sudah Meninggal: Ini Pendapat yang Kuat

18 November 2024   16:31 Diperbarui: 21 November 2024   21:53 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nabi Khidir digambar pada sebuah lukisan dari pertengahan abad ke-17. 

Dalam Fatawa Qardhawi, dikatakan bahwa tidaklah adil pendapat yang mengatakan Nabi Khidir masih hidup, sementara ada dalil-dalil dari Al-Qur'an, sunah, akal dan ijma para ulama dari umat ini bahwa Al-Khidir telah tiada.

Saya pernah menonton sesi tanya-jawab dalam sebuah kajian Ust. Abdul Somad, ketika beliau ditanya tentang Nabi Khidir apakah masih hidup atau sudah mati, beliau mengatakan lebih condong pada Imam Bukhari, yang mengatakan bahwa Nabi Khidir sudah meninggal.

Dengan demikian, maka dapat kita simpulkan bahwa Nabi Khidir sudah meninggal, ini sesuai pendapat ulama-ulama yang ahli dalam bidang tafsir, ushul maupun hadits. Adapun yang menyatakan bahwa Nabi Khidir masih hidup, berasal dari kalangan tasawuf, dan keyakinan ini tidak muncul dengan sendirinya, ada pengaruh dari tradisi-tradisi sebelum Islam.

Misalnya, tokoh Elia dalam tradisi Yahudi, yang dikisahkan dalam Kitab 2 Raja-Raja, beliau diangkat ke langit dalam keadaan masih hidup dan tidak melalui proses kematian. Dalam tradisi Yahudi, Elia dianggap hadir dalam kegiatan penting, misalnya perayaan Paskah Yahudi untuk memberikan berkat.

Mirip dengan Nabi Khidir yang diyakini juga bisa datang ke berbagai macam kegiatan, seperti hadir dalam Haul atau dalam Kanzus Sholawat untuk memberikan berkah, meskipun dalam konteks Paskah dan Haul itu tidak sama, akan tetapi pengaruh cara pandang ini menyebabkan hasil yang mirip.

Ini diperkuat oleh Bernard Lewis dalam bukunya The Middle East and West, disana ia menjelaskan bahwa Khidir sebagai "pembimbing abadi" memiliki paralel yang kuat dengan Elia.

Dan pengaruh-pengaruh lain, misalnya, Epik Gilgamesh dalam tradisi Mesopotamia, atau Haurvatat dalam tradisi Persia. Mungkin kita pisahkan saja di artikel lain untuk membahas soal ini.

Pada kesimpulannya, pendapat bahwa Nabi Khidir sudah meninggal jauh lebih kuat daripada sebaliknya, karena memang didukung dari ayat Al-Qur'an, hadits, dan pendapat-pendapat ulama yang punya kompetensi dalam hal ini.

Sebagai muslim yang baik, keyakinan yang didasarkan pada referensi dan dalil yang jelas adalah hal yang utama, agar jalan spiritual kita tetap lurus dan berada dalam koridor yang benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun