Mohon tunggu...
Guido Gusthi Abadi
Guido Gusthi Abadi Mohon Tunggu... Penulis - Spiritual-Being

Seorang Mahasiswa Psikologi yang mempunyai interest di bidang Filsafat, Sosial, Psikologi, Teologi, Agama, Spiritual, dan Literasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nabi Khidir Sudah Meninggal: Ini Pendapat yang Kuat

18 November 2024   16:31 Diperbarui: 21 November 2024   21:53 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nabi Khidir digambar pada sebuah lukisan dari pertengahan abad ke-17. 

Dahulu, sekitar tahun 2013, saya mungkin termasuk orang yang percaya bahwa Nabi Khidir masih hidup, bahkan saya sampai mencari amalan agar bisa bertemu dengan Nabi Khidir --- yang biasanya identik dengan air dalam tradisi "mistik" Islam.

Seseorang harus melakukan sebuah tirakat di sebuah tempat yang dekat dengan air, misalnya tepi pantai atau tepi sungai, lalu membaca doa tertentu sebanyak bilangan tertentu, selama sekian puluh hari.

Ini merupakan hal yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad, ataupun para sahabatnya, para tabi'in maupun tabi'ut tabi'in.

Sebelum kita bahas soal cara bertemunya, kita perlu meluruskan dahulu apakah Nabi Khidir masih hidup atau tidak.

Nabi Khidir muncul dalam surat Al-Kahf ayat 65:

"Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan rahmat dari sisi Kami dan Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami."

Kemudian dalam Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Ath-Thabari, dan Tafsir Al-Qurtubi dijelaskan bahwa hamba yang dimaksud ini adalah Khidr. Mayoritas ulama dari kalangan ahli tafsir, ushul dan ahli hadits berpendapat bahwa Khidir adalah seorang Nabi.

Kenabian Khidir didukung oleh beberapa hal yang diambil dari Al-Qur'an. Awalnya, Nabi Musa diperintahkan untuk menjadi pengikutnya, di awal ayat 66 dalam surat Al-Kahf, Nabi Musa berkata pada Khidir: bolehkah aku mengikutimu, agar engkau mengajarkan kepadaku ilmu yang benar...

Nabi Khidir mengiyakan permintaan Nabi Musa dengan ketentuan dan syarat, yaitu jangan mempertanyakan apapun sampai ia menerangkan hal tersebut (QS. Al-Kahf [18]: 70)

Dalam perjalanan tersebut, Khidir melakukan perbuatan-perbuatan yang tak biasa, seperti melubangkan perahu (QS. Al-Kahf [18]: 71), membunuh seorang anak (QS. Al-Kahf [18]: 74), dan menegakkan dinding rumah yang hampir roboh di sebuah negeri sementara penduduknya enggan menjamu mereka (QS. Al-Kahf [18]: 77).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun