Dan tak sedikit pula para pemain tersebut merasakan seragam timnas untuk pertama kalinya berkat tangan dingin Pochettino. Sederet nama seperti Like Shaw, Nathaniel Clyne, Adam Lallana, Jay Rodriguez, Ricki Lambert hingga Morgan Schneiderlin memang sudah bersinar sejak ditangani manager Southampton sebelumnya yakni Nigel Adkins, namun baru di tangan Pochettino lah mereka benar-benar menarik perhatian publik saat mendapat panggilan timnas untuk negaranya masing-masing.
Selain sederet nama diatas masih ada pemain Southampton yaitu James Ward-Prowse yang menjelma jadi pilar penting di lini tengah tim meski masih berusia sangat muda berkat tangan dingin mantan bek Espanyol dan PSG tersebut.
Pochettino hanya satu setengah musim berada di St. Marry stadium karena musim lalu tepatnya Mei 2014 dirinya menerima pinangan Tottenham Hotspur, meski tak memberikan trofi bisa dikatakan Pochettino memberi keuntungan besar kepada Southampton dari sisi financial karena berhasil menjual Adam Lallana dan Luke Shaw dengan harga yang cukup fantastis.
Saat tiba di White Hart Lane markas Spurs, dengan berani Pochettino menyingkirkan sebagian besar starting XI dari pelatih sebelumnya dengan pemain yang mungkin hanya segelintir orang yang mengenalnya. Praktis hanya kiper Hugo Lloris, Jan Vertonghen dan Christian Eriksen yang mampu mempertahankan posisinya.
Adakah diantara kita yang pernah melihat permainan Ryan Mason sebelumnya? Saya yakin tidak, karena meski telah memperkuat The Lily Whites sejak tahun 2008 dirinya tak sekalipun main di Premier League dan lebih sering dipinjamkan ke tim divisi championship atau bahkan league one yang notabene kasta ketiga di sepak bola Inggris.
Mungkin saat inipun nama Ryan Mason masih asing di telinga orang yang tidak benar-benar paham tentang Premier League, namun yang perlu digarisbawahi, Mason sudah punya satu caps di tim nasional Inggris berkat penampilan gemilangnya musim lalu, yang mungkin akan bertambah jika tidak cedera. Dan tahukah anda siapa pemain yang disisihkannya dan akhirnya hengkang dari London Utara? Ya benar, jawabannya Paulinho. Pemain asal Brazil yang semua orang tentu mengenalnya.
Apakah cukup sampai disitu? Tentu saja tidak, mungkin transfer paling sukses bagi Pochettino ialah saat mendatangkan Eric Dier dari Sporting Lisbon pada awal musim 2014-2015. Apakah dirinya berjudi dengan mendatangkan pemain yang terbuang dari tanah kelahirannya Inggris untuk bermain di Liga Portugal bersama Sporting bahkan hanya menjadi pemain cadangan disana? Bisa jadi iya, bisa juga tidak karena dia paham betul dengan apa yang dia lakukan saat itu. Di laga debutnya Dier sudah langsung mencuri perhatian dengan golnya meski berposisi sebagi bek.
Di musim itu Dier mencatatkan 28 penampilan di liga dan sering bermain di dua posisi yakni fullback kanan dan center back. Dan musim ini menjadi puncaknya, lagi-lagi kejeniusan Pochettino membuat orang semakin kagum padanya, Posisi Dier diubah menjadi gelandang bertahan karena sembuhnya Kylie Walker yang biasa menempati posisi fullback kanan serta datangnya Toby Alderweireld yang dianggap duet sepadan bagi Jan Vertonghen.
Puncaknya November 2015, lagi-lagi berkat Pochettino ada pemain yang melakukan debut untuk timnas negaranya karena pada saat itu Dier untuk pertama kalinya dipanggil Roy Hodgson untuk menghadapi Spanyol dan Perancis dalam laga persahabatan.
Yang paling fenomenal tentu saja mengenai sosok Harry Kane. Pemain yang sebelumnya juga hanya menjadi cadangan Roberto Soldado saat Spurs masih ditangani Villas-Boas dan Emanuel Adebayor saat Tim Sherwood memegang kendali kursi kepelatihan. Langkah pertama Pochettino ialah membuang Adebayor ke tim reserve dan membangkucadangkan Soldado karena tidak sesuai harganya saat didatangkan Villas-Boas dari Valencia.
Majulah Harry Kane sebagai striker utama Spurs, selanjutnya ialah apa yang kita lihat sekarang. Tak perlu lagi dijelaskan mengenai ketajamannya saat ini.