Mohon tunggu...
Edmu YulfizarAbdan
Edmu YulfizarAbdan Mohon Tunggu... Guru - Guru Pemula

Penulis Buku Pengabdian Literasi Sang Guru (2023) | Menggapai Cahaya Ramadhan dengan Tadarus Pendidikan (2023) | Guru Pembelajaran Sepanjang hayat (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023) | Antologi Dibalik Ruang Kelas (2024) | Guru Inspiratif Era Kurikulum Merdeka (2024) |Guru SMA |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merawat Peradaban : Guru, AI, dan Tantangan Pendidikan di Era Digital

4 Januari 2025   11:24 Diperbarui: 4 Januari 2025   11:35 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pribadi
Pribadi

Mengawali tahun penulis mencoba untuk merayakan diri sendiri atas apresiasi dari stake holder berupa piagam penghargaan atas produktivitas menulis (buku) karya literasi Guru Pendidikan Agama Islam tahun 2024 yang ditanda tangani Kepala Kemenag Kabupaten Tapin, Bapak Najwan Noor dan Kepala Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan , Bapak Dr. Drs. H. Muhammad Tambrin, M.MPd. Terimakasih banyak atas perhatian perjuangan kecil kami untuk menumbuhkan jiwa literasi terutama kepada Bapak Mahyudi Noor dan Ibu Fahrina Hayati yang tidak jemu-jemunya memfasilitasi kami sebagai guru.

Ini sesuai yang diimpikan oleh Sabrang dan kita semua bahwa jika ingin pendidikan baik maka junjunglah tiga hal berikut ini bersama dengan penyelenggara pemerintahannya yakni Kejujuran, Meritokrasi, dan Pragmatis. Kejujuran, Kita harus mau mengakui segala kelebihan kita maupun kekurangan. Jangan kecewa ketika kita diperlihatkan kekurangan, justru itu sebagai pupuk untuk menjadikan diri lebih baik dengan meningkatkan kekurangan tersebut. Jangan malu untuk selalu muhasabah atau instropeksi diri. Jika kita gengsi kita tidak akan dapat beradaptasi.

Meritrokrasi, berupaya untuk memberikan kesempatan kepada seseorang untuk menduduki jabatan atau posisi tertentu berdasarkan prestasi dan kompetensi bukan kekayaan atau kelas sosial. Serta pragmatis,meletakkan sesuatu pada tempatnya walaupun hal itu bukan dari keluarga kita atau kolega. Meritokrasi dan pragmatis memiliki irisan yang sangat signifikan jika ingin menciptakan peradaban yang beradab.

Setiap penghargaan yang kita terima idealnya harus menjadikan kita istiqomah. Istiqomah dalam hal selalu mengembangkan diri dan berdampak kepada peserta didik. Semoga penghargaan yang penulis terima dapat menjadi sumber keteladanan akan pentingnya literasi ditengah gempuran tsunami informasi dan AI (kecerdasan buatan). Jangan menunggu perlombaan atau penghargaan terlebih dahulu untuk bergerak bermanfaat. Bergerak dan bermanfaat terlebih dahulu lalu penghargaan menjadi bonusnya. 

Pribadi
Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun