‘Jangan blendrang’ (semacam sayur lodeh yang telah berusia beberapa hari),bagi saya selalu mengingatkan akan ibu di desa sana.Menu itu sering saya santap,dan menjadi semacam ‘hidangan kebangsaan’ dirumah saya.Ia adalah sayur lodeh biasa pada mulanya.Tetapi,ketika ia telah diinapkan beberapa hari,memakannya selalu menimbulkan sensasi tersendiri.Sekian banyak cabe yang tadinya utuh,tiga hari berikutnya telah pada pecah.Karenanya semakin hari semakin pedas.Semakin gelap pula warnanya.
Karena ia sering dihangatkan,anda tahu,si ‘jangan blendrang’ ini makin asin saja.Tetapi ibu saya punya formula khusus untuk mengurangi rasa asinnya.Caranya,ibu akan mengambil pelepah daun pisang.Memotongnya kira-kira sepanjang 15 sentimeter.Ibu membutuhkan tiga potong saja.Lalu tiga potong pelepah itu diikutkan menghangatkan si ‘jangan blendrang’.Hasilnya,sayur lodeh berusia beberapa hari itu menjadi tidak asin lagi.Karena kadar garamnya telah diserap pelepah daun pisang.
Gam sa ham nida.
Salam.
NB* Â 'jangan' adalah sayur dalam Bahasa Jawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H