26 September 2012
Cahaya gelap ...
tak ada cahaya yang menerangi di dalam dunia (rahim) ini.
aku hanya bisa mendengar suara air ketuban.
mendengar suara dari luar rahim meskipun tak jelas.
dan merasakan apa yang dirasakan ibu.
waktu yang membawaku melihat dunia luar.
dengan pengorbanan nyawa, engkau relakan untukku wahai ibu.
banyak darah yang engkau teteskan.
jeritan kesakitan
kesakitan yang tiada tara.
tapi engkau berkorban untuk membawaku di kehidupan luar yang belum pernah aku lihat, yang asing bagiku.
sembilan bulan.
masa yang cukup lama.
masa-masa yang sakityang hanya engkau rasakan.
senyum lebar, engkau lemparkan untukku.
sebuah belaian kasih sayang yang kau berikan kepadaku.
sakit yang engkau rasakan seakan-akan hilang.
kau menjagaku.
aku bagai telur kupu-kupu.
kau tak bisa melepaskanku begitu saja.
engkau ingin aku menjadi kupu-kupu tercantik dari kupu-kupu yang lain.
aku harus melewati beberapa fase kehidupan.
dan kau tak akan pernah meninggalkanku berjalan sendiri tanpa kasih sayang dari seorang ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H