Mohon tunggu...
Fatchur Rahman Taufiq
Fatchur Rahman Taufiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Karakter Mandiri dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Model Pembembelajaran Project Citizen di SDN 1 Banyuurip

4 Januari 2025   20:37 Diperbarui: 4 Januari 2025   20:42 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan identifikasi Masalah 

Dunia pendidikan terus berupaya menyesuaikan diri dengan tuntutan abad ke-21 yang mengutamakan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Observasi awal yang dilakukan di SDN 1 Banyuurip menemukan bahwa siswa cenderung pasif dan belum terbiasa mengemukakan pendapat atau menyelesaikan tugas secara mandiri  Dalam konteks ini, penerapan model pembelajaran Project Citizen pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila sebagai upaya peningkatan karakter mandiri dan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V di SDN 1 Banyuurip merupakan suatu langkah terbaik

Penerapan model ini selaras dengan visi pendidikan nasional yang menempatkan Pendidikan Pancasila sebagai pilar utama dalam pembentukan karakter siswa. Melalui pendekatan yang sistematis, siswa diajak untuk mengidentifikasi masalah di lingkungan sekitar, mencari solusi kreatif, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Program ini juga sejalan dengan implementasi Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran yang relevan dan bermakna.

Pendidikan Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk generasi muda yang berkarakter, cerdas, dan bertanggung jawab. Di era globalisasi, nilai-nilai seperti gotong royong, integritas, dan tanggung jawab sosial menjadi landasan penting untuk menghadapi tantangan zaman. Melalui model Project Citizen, siswa tidak hanya diajarkan teori tentang Pancasila tetapi juga diberi kesempatan untuk mempraktikkannya secara langsung.

Sebagai contoh, siswa diajak untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di lingkungan sekolah, seperti kurangnya kesadaran akan kebersihan. Mereka kemudian berdiskusi untuk menemukan solusi yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong dalam menjaga kebersihan atau keadilan dalam pembagian tugas. Pendekatan ini membuat siswa merasa lebih terhubung dengan materi pembelajaran karena mereka dapat melihat relevansi langsung antara apa yang dipelajari di kelas dengan kehidupan nyata.

Proses Pembelajaran yang Sistematis

Tahapan pembelajaran dalam Project Citizen dirancang untuk melibatkan siswa secara aktif. Proses dimulai dengan identifikasi masalah, di mana siswa diajak mengamati lingkungan sekitar mereka untuk menemukan isu-isu yang relevan. Setelah itu, mereka mengumpulkan informasi melalui berbagai sumber, termasuk wawancara, observasi langsung, dan penelitian literatur.

Berikut adalah langkah-langkah utama dalam penerapan model pembelajaran Project Citizen ini:

  1. Identifikasi masalah: Siswa mengamati lingkungan sekitar untuk menemukan isu yang penting dan relevan.
  2. Pemilihan masalah: Kelompok siswa berdiskusi untuk menentukan masalah utama yang akan mereka bahas.
  3. Pengumpulan informasi: Informasi dikumpulkan melalui survei, wawancara, atau pencarian data dari berbagai sumber.
  4. Penyusunan portofolio: Siswa menyusun hasil penelitian mereka dalam bentuk portofolio, termasuk solusi yang diusulkan.
  5. Presentasi dan refleksi: Siswa mempresentasikan hasil kerja mereka dan mendiskusikan proses pembelajaran yang telah mereka alami.

Setiap tahapan memberikan pengalaman belajar yang berbeda, memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 sambil memperdalam pemahaman mereka tentang nilai-nilai Pancasila.

Meningkatkan Karakter Mandiri Siswa

Salah satu tujuan utama dari penerapan Project Citizen adalah meningkatkan karakter mandiri siswa. Karakter ini mencakup inisiatif, rasa percaya diri, motivasi, disiplin, dan tanggung jawab. Di SDN 1 Banyuurip, pengembangan karakter mandiri terlihat dalam berbagai aktivitas pembelajaran.

  1. Inisiatif: Siswa menunjukkan kemampuan untuk mencari referensi tambahan tanpa bantuan guru. Mereka belajar untuk mengambil langkah pertama dalam menyelesaikan tugas.
  2. Rasa percaya diri: Keberanian siswa meningkat seiring waktu, terlihat dari kemampuan mereka untuk berbicara di depan teman-teman sekelas saat mempresentasikan hasil kerja.
  3. Motivasi: Siswa merasa antusias dalam setiap tahapan pembelajaran, terutama ketika mereka melihat hasil kerja mereka diapresiasi oleh guru dan teman-teman.
  4. Disiplin: Siswa belajar pentingnya menyelesaikan tugas tepat waktu dan mematuhi aturan yang telah disepakati.
  5. Tanggung jawab: Setiap anggota kelompok memahami peran mereka dalam menyelesaikan proyek, mencerminkan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas yang diberikan.
    Kegiatan didalam Kelas
    Kegiatan didalam Kelas

Karakter mandiri siswa meningkat signifikan melalui model Project Citizen, dengan lima indikator utama---inisiatif, rasa percaya diri, motivasi, disiplin, dan tanggung jawab---berkembang dari kategori "baik" menjadi "sangat baik." Siswa menunjukkan inisiatif dalam mencari referensi, rasa percaya diri dalam presentasi, motivasi tinggi, serta disiplin dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas tepat waktu.

Kegiatan Pengumpulan Informasi 
Kegiatan Pengumpulan Informasi 

Peningkatan Berpikir Kreativitas Siswa

Selain membangun karakter mandiri, model ini juga berhasil meningkatkan kreativitas siswa. Kreativitas adalah keterampilan penting yang mencakup kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, fleksibilitas dalam berpikir, dan kemampuan untuk mengembangkan solusi yang inovatif.

  • Kelancaran: Siswa mampu menghasilkan banyak ide selama diskusi kelompok.
  • Fleksibilitas: Mereka belajar melihat masalah dari berbagai sudut pandang, memungkinkan mereka menemukan solusi yang lebih komprehensif.
  • Orisinalitas: Ide-ide yang dihasilkan siswa sering kali unik dan berbeda dari biasanya, mencerminkan kemampuan mereka untuk berpikir di luar kebiasaan.
  • Elaborasi: Ide-ide tersebut dikembangkan lebih lanjut hingga menjadi solusi yang terstruktur dan dapat diterapkan.

Melalui model pembelajaran Project Citizen keterampilan berpikir kretatid siswa meningkat. Misalnya, dalam proyek yang membahas pengelolaan sampah, siswa tidak hanya membuat poster tetapi juga merancang sistem pengelolaan sampah yang melibatkan seluruh siswa di sekolah.

Kegiatan Pembuatan Poster : Mind Mapping Creatif
Kegiatan Pembuatan Poster : Mind Mapping Creatif

Keberhasilan penerapan Project Citizen tidak terlepas dari peran aktif guru. Guru bertindak sebagai fasilitator yang membimbing siswa melalui setiap tahapan pembelajaran. Mereka memberikan arahan yang jelas, membantu siswa mengatasi kesulitan, dan menciptakan suasana kelas yang mendukung.

Guru juga berperan sebagai motivator, mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Dengan bimbingan yang tepat, siswa merasa lebih percaya diri untuk bereksperimen dengan ide-ide baru dan menghadapi tantangan dengan sikap positif.

Kegiatan Mempresentasikan hasil 
Kegiatan Mempresentasikan hasil 

Dampak Positif pada Pembelajaran

Implementasi Project Citizen di SDN 1 Banyuurip telah membawa dampak positif yang signifikan. Siswa menjadi lebih aktif dalam diskusi kelompok, lebih percaya diri dalam berbicara di depan umum, dan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Suasana kelas menjadi lebih hidup dan dinamis, mencerminkan keberhasilan pendekatan ini dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.

Selain siswa merasa lebih terhubung dengan materi pembelajaran, karena mereka dapat melihat dampak nyata dari apa yang mereka pelajari. Mereka juga belajar pentingnya bekerja sama dalam kelompok, menghargai pendapat orang lain, dan mengambil tanggung jawab atas pekerjaan mereka.

Kesimpulan

Model pembelajaran Project Citizen di SDN 1 Banyuurip telah berhasil meningkatkan karakter mandiri dan kreativitas siswa. Proses pembelajaran yang melibatkan identifikasi masalah, pengumpulan informasi, penyusunan portofolio, dan presentasi hasil memberikan pengalaman belajar yang kaya dan bermakna. Karakter mandiri seperti inisiatif, rasa percaya diri, motivasi, disiplin, dan tanggung jawab berkembang dengan baik, sementara keterampilan berpikir kreatif seperti kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas, dan elaborasi menunjukkan peningkatan signifikan.

Dengan dukungan guru sebagai fasilitator, siswa mampu belajar secara aktif, mandiri, dan kreatif. Nilai-nilai Pancasila yang diajarkan tidak hanya dipahami secara teori tetapi juga dipraktikkan dalam kehidupan nyata. Model ini membuktikan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis proyek dapat menciptakan generasi muda yang kompeten, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Dokumentasi bersama
Dokumentasi bersama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun