Menyapa kembali mereka yang pernah terbaikan menjadi pilihan pertama dalam situasi begini. Perihal siapa yang menjadi inisiatif meminta maaf pertama, saya pikir itulah menjadi kewajiabn kita bersama. Tagar di rumah saja, menjadi awal kita kembali menelisik siapa-siapa saja yang pernah kita perlakukan seperti itu. Bahkan tanpa kita sadari mereka telah mencap tanda jengkel bagi kita.
Elie Weisel, penerima nobel perdamian pernah mengatakan “lawannya cinta bukanlah benci, tetapi perasaan diabaikan”. Pada dasarnya perasaan diabaikan akan menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit berlebihan tersebut akan menimbulkan kekecewaan bagi sebagian orang.
Agar semua itu tidak terlampau jauh terjadi, tidaklah salah dalam situasi di rumah saja sekarang kta mencoba menyapa kembali mereka dengan tidak melupakan kata “mohon maaf” dalam sapaan tersebut. Tentu saja, menyapa kembali mereka yang pernah terbaikan tidak dengan pergi mengunjungi ke rumah.
Ingat social distancing, penting! Pulihkan situasi tersebut dengan memanfaatkan koneksi yang semakin mempermudah manusia. Bertukar kontak lalu menyapa via Whatsapp. Jika Whatsapp terhalang coba sapa kembali via facebook dan akun media sosial lainnya. Dengan demikian, tindakan di rumah sajamu kali ini akan semakin bermanfaat. Selain mampu memulihkan situasi Negara yang sedang berusaha melawan Covid-19 seklaigus juga memulihkan hubungan diantara kita yang pernah terabaikan. Dengan demikian, Negara pulih, kita pun pulih.
Salam!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI