Mohon tunggu...
editan to
editan to Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mengelola Usaha Percetakan

memperluas cakrawala

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Megawati Kritik Terbuka Jokowi, Tidak Lagi Mesrakah?

10 Januari 2021   19:29 Diperbarui: 10 Januari 2021   20:10 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (Foto: Antaranews.com)

KETUA Umum PDI Perjuangan dua kali mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya dalam tempo tiga hari. Kritikan pertama pada Kamis (7/1/2021) dalam diskusi daring bersama bersama DPP dan kader PDIP. Kedua Minggu (10/1/2021) ini dihadiri Jokowi dalam ultah ke-48 PDIP.

Kritikan pertama sebenarnya lebih beda pandang antara Jokowi dan Megawati. Presiden kelima RI tersebut lebih terkesan membela  mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudijastuti dalam menyikapi ekspor benih lobster alias benur.

Mega mengatakan kenapa pemerintah izinkan kembali ekspor benur padahal hal itu merupakan tindakan mengobrak-abrik lautan. Bagi Mega, benur di lautan tidak boleh diekspor tetapi dibiarkan tumbuh dan besar baru bisa menjadi komoditi ekspor

"Saya sampai mikir, kenapa ya, maksud saya hanya karena uang, kita berikan milik kita sendiri?" ujar Mega tiga hari lalu.

Bagi Mega, pemerintah seharunya melalukan budidaya benur dan membuat kriteria dan ukuran sejauh apa lobster bisa dipanen. "Biar dia hidup di laut, senang-senang berenang sampai suatu saat ada klasifikasi ukuran yang boleh ditangkap itu," kata Mega menegaskan.

Sikap Mega tersebut berlawanan dengan kebijakan eks Menteri KP Edhy Prabowo yang membuka kran ekspor benur yang tentu saja sudah direstui Jokowi. Meski kemudian berujung operasi senyap KPK karena Edhy terlibat suap.

Pendapat Mega itu juga tampaknya tidak akan terpenuhi karena Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono akan kembali mengevaluasi kebijakan ekspor yang saat ini tengah ditutup sementara.

Demi untuk meningkatkan pendapatan negara konon atas restu Jokowi ekspor benur kembali akan dibuka meski kemungkinan dengan aturan yang lebih ketat.

Sejak terbit Permen 12/2020 di era Edhy  dengan membuka kran ekspor benur, ditaksir 37 juta ekspor benur diekspor ke Vietnam. Padahal negara tersebut juga merupakan pengeskpor utama benur. Jadi Indonesia memberi umpan Vietnam maka yang diuntungkan tetaplah  negara tersebut.

Seharusnya Sakti lebih mengakomodir gagasan Mega yaitu budi daya benur dan mengeskpornya . Cara ini dengan tidak mengobrak-abrik lautan maka  akan menjamin kelangsungan habitat laut.

Kritik kedua Mega kepada Jokowi hari ini yaitu tentang ketersediaan data yang belum komprehensif dan akurat sejak Indonesia merdeka. Obsesi putri proklamator itu adalah seperti platform online,  seperti YouTube ketika  hendak mencari apa saja  langsung tersaji.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun