Orang pun dihadapkan pada impian kehidupan yang lebih baik dengan adanya ramalan akan datangnya satrio piningit yang merupakan sang ratu adil. Ia diyakini akan memberi harapan kepada masyarakat di tengah ketidakpastian hidup dalam kehidupan serba edan.
Seperti halnya ketika Indonesia dijajah Jepang. Dituliskan dalam ramalan Joyoboyo, Â bahwa akan tiba penjajah bertubuh pendek, berkulit kuning, namun hanya hanya seumur jagung. Itu menunjukkan sosok bangsa Jepang dan memang menjajah hanya 3,5 tahun personifikasi jagung yang dipanen setelah ditanam 3 bulanan.
Kemudian dikaitkan dengan akan datangnya satrio piningat atau ratu adil. Ir. Soekarno dengan pintarnya merangkai itu dalam pidato pembelaannya yang dikenal dengan tajuk 'Indonesai Menggugat'.
Pledoi Soekarno yang kemudian kita kenal sebagai Proklamator RI tersebut mempresentasikan kekelaman dalam zaman penjajahan Belanda dan impian akan datangnya pembebas sang ratu adil.
"Kenapa orang orang hindia belanda(Indonesia) masih menunggu ratu adil? Kenapa hingga saat ini Jayabaya membangkitkan harapan rakyat? Tidak ada alasan lain selain karena rakyat menangis menunggu dengan yakin demi keselamatan mereka," kata Soekarno dalam usia 29 tahun, saat itu.
Sosok Satrio Piningit yang menjadi ratu adil yang akan turun di tanah Jawa itu kemudian banyak diidentikkan dengan Soekarno.
Apakah Soekarno menjadi Ratu Adil hingga akhir masa memimpin Indonesia? Di tengah ontran-ontran sosial politik 1965, orang kemudian berharap pada sosok baru Soeharto.
Pertanyaan kembali ditujukan kepada Soeharto hingga akhir 1988. Orang terus berharap mengenai Ratu Adil itu hingga Jokowi saat ini.
Begitulah ramalan. Baik ramalan buruk seperti musibah ataupun ramalan akan harapan kehidupan lebih baik seperti akan datangnya sosok Satrio Piningit yang akan menjadi ratu adil.
Satu-satunya yang ditekankan dalam setiap ramalan itu adalah kewaspadaan, kehati-hatian, tetapi juga harapan. Jika dikaitkan dengan musibah seperti ramalan Mbak You merupakan peringatan untuk senantiasa lebih waspada dan selalu hati-hati dalam segala hal.
Kita belum tahu apa penyebab musibah jatuhnya Sriwijaya Air yang berwarna cat biru dan merah itu, yang hilang kontak 4 menit setelah lepas landas dan dinyatakan jatuh di Kepulauan Seribu.