Mohon tunggu...
editan to
editan to Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mengelola Usaha Percetakan

memperluas cakrawala

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

SPBU Terbakar karena Sinyal HP, Antara Mitos dan Fakta

2 Januari 2021   19:08 Diperbarui: 2 Januari 2021   19:11 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesimpulannya Pertamina melarang penggunaan ponsel di kawasan SPBU. Terutama saat pengisian bahan bakar. Namun, sebenarnya belum ada investigasi mengenai bermain ponsel bisa berakibat kebakaran.

Mabes Polri menyebutkan  satu unit ponsel dapat mengeluarkan frekuensi yang cukup tinggi. Setiap ponsel juga mengeluarkan bunga api yang berukuran 1 mikron, atau setara seperseratus milimeter. Percikan ini kerap kali keluar di sekitar antena koil akibat perbedaan tegangan yang cukup tinggi. 

Telepon sambil mengisi BBM (Foto: Jason Kirk/Eric Ford/Online USA)
Telepon sambil mengisi BBM (Foto: Jason Kirk/Eric Ford/Online USA)
Di sisi lain pendapat berbeda disampaikan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Ditegaskan bahwa kemungkinan terjadi ledakan di SPBU nyaris nol gara-gara ponsel.

Penjelasannya sederhana yaitu radiasi elektromagnetik yang ditimbulkan oleh telepon genggam yang ditimbulkan oleh telepon genggam sudah tercampur dan terurai dengan komponen di udara.

Pelarangan ponsel di SPBU lebih banyak ditujukan untuk melindungi akurasi takaran mesin elektrik pompa BBM. Gelombang elektomagnetik yang dikeluarkan handphone dapat mempengaruhi kinerja mesin elektrik pompa BBM.

Hal senada disampaikan Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang menjelaskan bahwa tidak ada kaitan antara penggunaan ponsel di kendaraan dengan kebakaran di SPBU.

Meski demikian, pilihan bijak tetap pada diri kita masing-masing. Sebaiknya, memang hentikan aktivitas bertelepon di SPBU. Toh hanya sebentar. Sekaligus agar tidak mengganggu konsentrasi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun