Menyaut pak dadab " 2 tahun saya menjalani penyakit ini, pertama ketika di jelaskan dokter mengenai penyakit saya , saya biasa saja, bingung ,sedih setelah mendapat penjelasan apa itu HIV?, justru yang tidak bisa menerima keluarga saya , tiap hari jam 9 pagi dan jam 9 malam minum obat, Pagi 3 butir , malam juga 3 butir, Mati kui takdire Gusti ,Manungso loro , wajibe usaha ngobatke ( Mati itu takdirnya Tuhan, Manusia sakit kewajibannya usaha cari obat), tak lakoni mas, loroku iki, sing jelas bagiku ono hikmah e( saya jalani mas, penyakit saya ini, yang pasti ada hikmah di balik sakit saya ini).
" Nek bapak niku boten mikirke lorone mas ,malah sing di pikirke wong liyo tonggo teparo nek ngerti bapak loro penyakit langka ,engko gek-gek di incilke" ( Kalau bapak tidak mikirkan sakitnya mas, tetapi yang di pikirkan tetangga dekat, kalau tahu bapak memiliki penyakit langka , bagi yang tidak paham , saya khawatir di kucilkan), ungkap mantu yang penuh haru.
Cerita Bapak Dadab ini memberikan semangat ,harapan untuk orang dengan HIV-AIDS (ODHA) untuk selalu optimis , HIV tidak untuk di sesali tetapi di obati , tidak ada sesuatu yang Ia ciptakan dengan sia-sia ,semua ada Hikmahnya. Â
Virus HIV bisa menyerang siapa saja tidak membedakan "kasta",semua potensi kena " JAUHI VIRUSNYA , BUKAN ORANGNYA"
Â
Selamat Hari AIDSÂ
Yogyakarta, 1 Desember 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H