Entah siapa sebenarnya diriku, dirimu
Berderet luka itu masih terlukis
Berjajar diantara dinding jiwa kitaÂ
Menguras linangan air mataÂ
Mengalirkan rasa sepi begitu dalamnya
Tapi ketika tatapan hatiku melihatmu
Debaran kasih itu masih ada
Kutelan semua ludah kecewa
Aku selalu bisa memaafkanmu
Pintu jiwaku pun terbuka untuk menerima
Mungkin engkau mengalami yang samaÂ
Bergelut dalam pusaran dilemaÂ
Diantara silih berganti perihnya luka Â
Tapi engkau tak bisa bersembunyi
Pasrah dipelukan rindunya cintaÂ
Malang, Edin@041120
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H