Mohon tunggu...
Edi Kusumawati
Edi Kusumawati Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dari dua orang putra yang bangga dengan profesinya sebagai ibu rumah tangga. Tulisan yang lain dapat disimak di http://edikusumawati.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Pentingnya Menjalin Relasi Sosial dengan Kopdar (Oleh-Oleh dari Kopdar Jogja)

10 September 2012   06:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:41 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya ingat pagi harinya saya sempat ditelpon Mas Valentino (dedengkotnya Cengengesan Family) untuk njawil Pak Joko Martono, siapa tahu beliau berkenan hadir di acara kopdar malam itu. Sementara karena kesibukannya di Jakarta, Mas Valentino absen di acara itu. Tadinya saya sungkan untuk mengundang Pak JM mengingat beliau ini orang yang sibuk. Apa mungkin bisa menyempatkan diri bertemu saya yang sama sekali bukan orang penting ini. Saya juga ragu karena Pak JM selalu menyebut dirinya "wong anteng". Apa jadinya jika bertemu saya yang bawel dan cerewet ini. Kasihan beliau nantinya. Tapi entah mengapa jelang Maghrib saya nekad mengirim pesan ke hape Pak JM dan pesan saya langsung dibalasnya bahwa sebenarnya beliau malam itu harus segera kembali ke lapangan di Banjarnegara sana. Ya sudah, harapan untuk bertemu "wong anteng" itu musnah. Tapi tak berapa lama sms Pak JM datang lagi ke hape saya yang intinya jika timnya mengijinkannya "bolos", maka beliau akan menyusul ke lokasi kopdar. Saya pun membalas sms Pak JM dengan kelakar yang intinya saya senang ada orang bisa "bolos" demi bisa memenuhi ajakan saya.

Sekitar pukul 8 malam, saya sudah tiba ditempat kopdar. Celingak-celinguk belum ada orang yang saya kenal berada disitu. Saya coba telpon Mas Afandi Sido, ternyata Mas Fandi beserta Pak Ramli dan puteranya sudah berada di lokasi hanya saja saya belum melihat kehadiran mereka karena mereka "bersembunyi" dibawah pohon beringin hihihi. Begitu ketemu kami langsung saja akrab, tertawa lepas seperti orang yang pernah bertemu muka sebelumnya. Mas Fandi dan Pak Ramli langsung mulai menganalisis diri saya. Katanya saya ternyata memang sama seperti tulisan saya. Ceplas-ceplos sak karepe dewe. Apapun penilaian mereka, ya seperti itulah saya. Saya memang cerewet, bawel, dan apa adanya. Lha mau bagaimana lagi, sudah gawan bayi je hahaha.

Disela-sela kami bercanda tawa, tiba-tiba ada pesan masuk ke hape saya. Ternyata dari Pak JM yang mengabarkan akan datang dengan motor butut dan celana jeans karena baru pulang dari tempat kerja. Bukan main senangnya hati saya, niat untuk bertemu "wong anteng" di Kompasiana itu bakalan kesampaian. Benar saja sekitar pukul setengah 9, Pak JM benar-benar hadir ditengah-tengah kami. Langsung larut dalam obrolan kami. Kemudian di susul kedatangan Mas Bowo yang langsung mengeluarkan "senjatanya". Ampun deh Mas Bowo mulai memotret kami yang sedang ngakak, ngowoh dan ndlongop. Saya sempat protes, tapi kamera Mas Bowo tetap saja cuek menjepret kami. Ya sudah nasib jadi seleb jadi harus puas dicandid oleh Mas Bowo hehehe. Saya sendiri hanya sempat motret Pak JM sekali akibat "larut" dalam obrolan yang terus saja mengalir sepanjang malam itu. Jadi paling tidak yang penasaran dengan wajah "wong anteng" di Kompasiana itu, inilah wajah beliau.

[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Mas Bowo, Mas Fandi, saya, Pak Ramli, Andi (anak pak Ramli) dan Pak Joko Martono (foto dok. Bowo Bagus)"][/caption]

Dan perlu dicatat, Pak JM bukanlah anteng seperti yang sering beliau bilang. Justru Pak JM-lah yang omongannya paling banyak malam itu. Sesuai dengan lingkup kerjanya di Kominfo sekaligus peneliti LIPI, beliau ini benar-benar bisa membaur dengan kami-kami yang mungkin "buta" tentang etika berkomunikasi, khususnya di dunia maya. Beliau bercerita banyak tentang pentingnya bersosialisasi semacam kami saat itu. Mungkin bukan saat itu hasil yang kami petik, tapi kelak dikemudian hari siapa tahu diantara kami bisa menjalin kerja sama entah dalam bidang apa, yang pasti pertemuan itu bisa jadi modal awal untuk itu semua. Misalnya saja siapa tahu kelak Pak JM akan melebarkan sayap proyek internet masuk desanya di pedalaman Kalimantan Timur dan saya bisa kebagian "sampur" untuk diajak kerja sama, who knows? Atau mungkin Mas Fandi yang siapa tahu tertarik bisnis kelapa sawit di Kalimantan dan mengajak kerja sama saya, bisa jadi bukan? Atau malah Pak Ramli yang membangun jaringan internet sampai ke kota saya. Semua mungkin saja terjadi dan pertemuan kami malam itu sebagai modal awalnya. Sepanjang malam itu Pak JM benar-benar anteng kitiran, bercerita terus tiada henti. Mungkin baterainya habis dicharge kali ya hehehe.

[caption id="attachment_204944" align="aligncenter" width="512" caption="Lesehan Puro Pakualaman, saksi bisu kopdar kami hehehe (dok.pribadi)"]

1347255147700884195
1347255147700884195
[/caption]

Selain itu ada hal yang perlu saya catat sesuai ucapan Pak JM malam itu, bahwa refreshing dengan kopdar seperti yang kami lakukan itu perlu. Kalau hanya mengejar materi terus tidak akan ada habisnya, untuk itu sesekali waktu kita perlu meninggalkan rutinitas yang tiada habisnya dengan cara yang sederhana semacam kopdar yang kami lakukan. Tidak perlu mewah-mewah apalagi formal. Cukup di tempat santai sambil lesehan dan menikmati makanan ala kadarnya sudah cukup. Nasi gandul, nasi goreng, roti bakar, teh anget, kopi susu, dan toya pethak sudah cukup menghangatkan obrolan kami malam itu. Yang penting kualitas pembicaraan kita yang meskipun dilakukan secara santai tapi benar-benar bermanfaat. Benar-benar saya salut dengan Pak JM ini, orangnya sibuk tapi tetap mau meluangkan waktu untuk kami semua bahkan membagikan ilmu-ilmu yang sangat berguna. Matur nuwun Pak JM, mudah-mudahan tidak kapok ya bertemu dengan kami semua. Yang lucu pada pertemuan malam itu, Pak Ramli dan Mas Afandi sampai kepuyuh-puyuh dan bolak-balik ke toilet (toilet beneran atau bawah pohon beringin ya hehehe) saking antusiasnya mendengarkan Pak JM bercerita. Tambah semangat lagi karena anak yang punya lesehan di tempat kami nongkrong lumayan cantik, tak kalah cantiknya dengan mbak-mbak SPG rokok yang malam itu sempat menawarkan produknya pada kami. Bahkan si Mbak inilah yang saya jadikan "senjata" agar teman-teman kompasianer mau datang di lesehan Puro Pakualaman ini. Saya bilang aja saya punya langganan di lesehan Pakualaman yang pelayannya cantik lho hehehe.

[caption id="attachment_204946" align="aligncenter" width="512" caption="Mbaknya anak yang punya lesehan, cantik khan? (dok.pribadi)"]

1347256051569010480
1347256051569010480
[/caption]

[caption id="attachment_204945" align="aligncenter" width="410" caption="Nasi gandul, menu andalan di lesehan Puro Pakualaman (dok.pribadi)"]

13472553081578782793
13472553081578782793
[/caption]

Kami tidak hanya ngobrol seputar pentingnya relasi sosial, tapi juga membahas tentang keberadaan kompasianer yang lalu lalang di Kompasiana. Tentang si A, si B, dan juga si C. Tentang keberadaan Kompasiana yang tak kalah pentingnya dengan blog atau situs-situs online lainnya, bahkan juga tentang dunia pertelevisian. Semua satu persatu di kupas-tuntas oleh Pak JM. Maklum orang komunikasi hehehe. Kami juga saling bertukar pendapat, tapi tetap dengan suasana santai dan gayeng, tanpa adanya adu argumen dan silang pendapat seperti yang selama ini sering terjadi di Kompasiana.

Sebenarnya masih banyak yang ingin kami obrolkan malam itu, tapi berhubung malam telah larut, apalagi saya membawa si kecil Darryl yang mulai tampak mengantuk, akhirnya saya pamit undur diri duluan. Sementara yang lain masih melanjutkan obrolan hingga kurang lebih sekitar pukul 11 malam. Informasi ini saya dapatkan dari Mas Fandi yang malam itu sempat sms saya dan juga Mas Bowo yang ternyata masih sempat telpon saya di tempat yang berbeda (Jembatan baru Malioboro).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun