Mohon tunggu...
Edi Kusumawati
Edi Kusumawati Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dari dua orang putra yang bangga dengan profesinya sebagai ibu rumah tangga. Tulisan yang lain dapat disimak di http://edikusumawati.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(FISUM) Jangan Ada Dusta di Antara Kita

18 Juli 2012   00:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:51 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penulis : Edi Kusumawati + Valentino, Nomor : 54

Valentino adalah seorang bapak dari dua orang putera. Selama ini ia bekerja sebagai karyawan swasta di bidang telekomunikasi. Waktu masih bujangan, Valentino termasuk laki-laki playboy. Dia gemar sekali mempermainkan perasaan perempuan. Sukanya berpetualang dari satu perempuan ke perempuan lain. Akibatnya tak sedikit perempuan yang menjadi korban keisengannya itu.

Meskipun sudah memiliki dua putera, Valentino ternyata masih susah menghilangkan sifat buruknya. Saat ini masih saja ada beberapa orang perempuan yang menjadi selingkuhannya. Karen tidak ingin istrinya tahu kelakuan nakalnya, Valentino selalu bersikap "manis" terhadap keluarga jika sedang berada di rumah. Merasa suaminya baik-baik saja, istrinya pun tidak pernah curiga.

Sebagai orang yang "melek" IT, Valentino tahu betul bagaimana cara mengelabui istrinya agar tidak curiga jika ia telah menduakan istrinya. Selalu saja ada cara buat Valentino untuk tetap memuaskan hasratnya berpetualang dengan para perempuan selingkuhannya. Kadang-kadang jika hendak janjian ketemu dengan salah satu perempuan idaman lainnya itu, Valentino selalu mengatakan kepada istrinya jika mendadak ada panggilan dari kantornya untuk memperbaiki jaringan yang rusak di perusahaan telekomunikasi tempatnya bekerja. Bila suaminya sudah mengatakan hal seperti itu, istri Valentino selalu saja percaya. Padahal dibalik itu semua, Valentino justru sedang menikmati pertemuan dengan perempuan selingkuhannya.

Suatu pagi ketika bangun dari tidurnya, istri Valentino tiba-tiba berkata "Pa, pinjam hapenya sebentar dong!"

Valentino yang selama ini menyimpan semua nomer hape para selingkuhannya di phonebook otomatis kaget mendengar istrinya berkata begitu. "Buat apa, Ma? Khan Mama sudah punya hape sendiri, canggih pula."

"Pinjam sebentar aja kenapa sih, Pa?" Istrinya masih saja berusaha memohon.

Sebenarnya Valentino tak perlu khawatir meskipun di phonebooknya ada nomer hape para selingkuhannya. Toh selama ini ia selalu menyamarkan nama dari para selingkuhannya. Misalnya saja yang namanya Etik diubahnya menjadi Edi, yang aslinya Deasy menjadi Desto, dan lain sebagainya. Atau kalau tidak biasanya nomer hape selingkuhannya ia masukkan ke private number. Begitu pula dengan koleksi foto, video, segala hal yang berhubungan dengan selingkuhannya sudah dia simpan sedemikian rupa biar istrinya tidak curiga. Lagipula istrinya juga tergolong gaptek, jadi secanggih apapun hape yang dibelikan suaminya ia tetap tidak paham cara memanfaatkan fitur-fitur yang ada.  Tapi tetap saja ada perasaan khawatir dan was-was di hatinya jika sampai istrinya mengetahui itu semua.

"Ntar Ma, kayaknya bateraiku lowbat deh! Sekarang Mama bikinkan aku minum kopi dulu deh, sambil aku ngecas hape sebentar." Akhirnya mau tak mau Valentino berkata begitu. Ia sangat berharap istrinya mau pergi ke dapur untuk membuatkan kopi untuknya. Tanpa rasa curiga, istrinya pun segera beranjak ke dapur untuk membuatkan kopi pesanan suaminya.

Begitu istrinya pergi keluar kamar, buru-buru Valentino mengutak-atik hapenya. Video mesum yang pernah direkam bersama salah seorang selingkuhannya langsung dideletenya. Begitu pula foto-foto para selingkuhannya.  Private folder dan private number, semua dia delete. Kemudian memory cardnya dia format juga.

"Selesai sudah, nanti kalau istriku pinjam hape ini, dia tidak akan menemukan hal-hal yang mencurigakan." Batinnya senang dalam hati.

Tak berapa lama, istrinya masuk ke kamar lagi sambil membawa secangkir kopi panas pesanan suaminya.

"Ini Pa, kopinya. Sekarang pinjam ya hapenya!" Sambil menyodorkannya secangkir kopi yang masih tampak mengebul pada suaminya. Imin pun menerima secangkir kopi bikinan istrinya.

"Ini Ma, hapenya. Percayalah,  aku tidak pernah menyembunyikan apa pun darimu." Dengan senyum manisnya Valentino menyerahkan hape itu kepada istrinya.

Istrinya pun langsung menerima hape itu, dan tak sampai lima detik hape itupun dikembalikan lagi kepada Valentino.  "Makasih ya, Pa. Nih hapenya!" Ujarnya kemudian.

"Lho koq gak jadi, Ma?" Tanya Valentino bingung.

"Aku khan cuman mau lihat jam berapa sekarang. Soalnya aku kemarin janjian sama tukang sayur minta bawain wortel untuk bikin jus pagi ini. Takutnya dia sudah datang, aku gak tahu." Dengan santai istrinya menjawab.

"Lho khan dihapemu juga ada kalau cuman jam aja?" Dongkol sekali hati Valentino. Kalau cuman ingin melihat jam, buat apa dia menghapus semua nomer hape selingkuhannya.

"Ada sih, Pa. Cuma aku agak terganggu aja sama bunyi tang-tung-tang-tung hape baru yang papa belikan itu. Gak bisa tidur nyenyak aku jadinya. Makanya hapeku sekarang kumatiin saja. Kalau aku perlu sama papa khan tinggal pakai telpon rumah." Istrinya menjelaskan panjang lebar masih dengan ekspresi tak bersalah.

"Sialan....kirain mau nelpon atau ngecek-ngecek hape, ternyata cuman mau lihat jam. Dasar istri gaptek!" Valentino pun hanya bisa mengumpat dalam hati sambil membayangkan Blackberry keluaran terbaru yang sekarang dianggurkan istrinya.

NB : Kesamaan nama adalah faktor kesengajaan belaka. Jika tidak berkenan silahkan hubungi RSJ terdekat hahaha.....

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun  Cinta Fiksi dengan judul : Fisum : Inilah Perhelatan Hasil Karya Peserta Event Fiksi Humor.

Silahkan bergabung di FB Fiksiana CommunityFB Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun