Pemakaian narkotika jenis sabu kebanyakan pada saat pesta atau clubbing yang biasanya pada akhir pekan. Namun jangan salah, penggunaan sesekali ini pun bisa menimbulkan kerusakan otak yang mengarah pada pemakaian yang terus-menerus dengan dosis yang semakin tinggi. Bisa jadi Afriyani ini sudah termasuk yang ketergantungan. Apalagi jika melihat gaya hidupnya yang suka clubbing (disalah satu poto sebelum kejadian tampak Afriani tengah berpesta miras dan pastinya disitu pula dia mengkonsumsi ekstasi bersama teman-teman clubbing-nya).
Pemakaian ekstasi dan sabu-sabu secara terus-menerus pada akhirnya akan menimbulkan efek putus zat jika si orang tersebut sudah tidak memakai lagi. Apa yang terjadi jika si orang tersebut tidak memakai lagi adalah efek kebalikan dari efek psikologis yang tadinya didapatkan. Perasaan lelah berlebihan, kecemasan yang luar biasa, tidak merasa percaya diri, dan terkadang ide paranoid yang muncul sampai gejala psikosis alias sakit jiwa berat (sumber Efek Pemakaian Narkotika)
Dari uraian diatas, sekarang timbul pertanyaan mungkinkah Afriyani itu seorang pecandu ekstasi? Mungkin memang perlu penelitian lebih lanjut. Walaupun polisi menyatakan mereka masih dalam tahap pemula, bisa saja itu cuman pengakuan tersangka saja. Bener tidaknya penelitian dan proses hukumlah yang akan membuktikannya.
Kasus ini sebenarnya bisa menjadi pembelajaran yang baik bagi kita, bahwasanya mengkonsumsi zat psikotropika, apapun jenisnya entah itu ekstasi atau sabu-sabu, bahkan pil koplo kelas rumahan sekalipun tetap tidak dibenarkan. Terlepas pecandu atau bukan, yang jelas Afriyani tetap bersalah. Mau mengkonsumsi sedikit atau banyak, tetap saja pasal yang dikenakan akan sama, menghilangkan nyawa orang lain. Atas dasar apapun dia mengkonsumsi ekstasi, tetap saja tidak dibenarkan. Mengkonsumsi ekstasi tidak akan menyelesaikan suatu masalah, tetapi justru akan menambah masalah. Oleh karena itu melarikan diri ke zat psikotropika, bukanlah penyelesaian yang bijak. Apalagi jika mengkonsumsi zat tersebut sembari melakukan aktifitas menyetir, sungguh-sungguh berbahaya. Bisa-bisa anda akan bernasib sama seperti Afriyani.
Saya pun teringat status FB teman saya yang berbunyi begini "Pada gak baca plastik bungkus sabu ya: jangan mengendarai kendaraan atau menjalankan mesin setelah menghirup Sabu ini" Jangan-jangan Afriyani tidak membaca plastik pembungkus ekstasi atau sabu-sabu yang dikonsumsinya ya, emang ada ya hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H