Melihat fenomena ini, saya pun penasaran ingin tahu sebenarnya apa saja efek dari pemakaian ekstasi. Setelah saya coba googling, akhirnya saya dapatkan beberapa efek yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan ekstasi dan sabu-sabu ini, diantaranya adalah :
1. Â Euforia dan ekstase
Secara psikologis, zat terkandung pada ekstasi dan sabu-sabu akan memunculkan perasaan euforia sampai ekstase (senang yang sangat berlebihan) dan itu yang paling diinginkan. Obat ini juga menimbulkan efek meningkatnya kepercayaan diri, harga diri, dan peningkatan libido. Pemakai sabu bisa tampil penuh percaya diri tanpa ada perasaan malu sedikit pun dan menjadi orang yang berbeda kepribadian dari sebelumnya. Ini bisa saja terjadi pada diri Afriyani. Bisa saja ia mengkonsumsi ekstasi ini untuk tujuan itu.
Salah satu yang mungkin menarik banyak orang untuk memakai zat ini adalah pemakaian zat ini tidak dibarengi dengan efek sedasi atau menurunnya kesadaran akibat zat tersebut. Tidak seperti pemakai heroin atau ganja, pemakai sabu dapat membuat dirinya untuk tetap membuat terjaga dan konsentrasi. Mungkin juga karena hal ini, maka Afriyani mau saja menyopiri kawan-kawannya, karena merasa masih kuat terjaga dibanding kawan-kawannya yang katanya pada saat kejadian justru ketiga temannya tengah tertidur pulas dalam mobil. Tapi kembali lagi ke pertanyaan, sampai berapa persenkah tingkat konsentrasinya dalam menyetir itulah yang perlu penelitian lebih lanjut.
Selain efek yang menyenangkan di atas, sebenarnya sabu juga membuat timbulnya gejala-gejala psikosomatik, paranoid, halusinasi, dan agresivitas. Kelebihan pemakaian obat ini akan membuat orang menjadi mudah tersinggung dan berani berbuat sesuatu yang mengambil risiko. Mungkin ini juga yang dialami oleh Afriyani, seperti yang dituliskan oleh Mbak Ira Oemardalam postingan Astaga, Afriani Ternyata Memang Cuek Banget! Dia seperti tersinggung manakala ditegur "Mbak, mbak sedang mabuk ya?" oleh seseorang.
Satu lagi alasan memakai sabu adalah membuat orang tidak ingin makan. Tidak heran, zaman dulu obat golongan ini juga banyak digunakan untuk melakukan diet walaupun saat ini sudah ditinggalkan karena efek ketergantungan dan kerusakan otak. Bisa saja ini juga menjadi sebab mengapa Afriyani mengkonsumsi ekstasi. Seperti kita ketahui bahwa Afriyani ini termasuk atau bisa juga tergolong wanita bertubuh subur. Siapa tahu dia sengaja berdiet dengan ekstasi untuk mengurangi berat badannya. Walaupun kalo boleh jujur hal ini sama sekali tidak betul. Apalagi Afriyani ini juga sepertinya tidak sadar bahwa bisa saja gara-gara mengkonsumsi ekstasi ini ginjalnya ikutan hancur (ada salah satu poto yang diuploadnya berupa poto USG disertai narasi yang kira-kira bunyinya begini "ternyata inilah penyebab 3 hari ini perutku sakit").
2. Efek terhadap fisik
Efek stimulan karena mengkonsumsi zat psikotropika macam ekstasi dan sabu-sabu ini menyebabkan kerja jantung dan pembuluh darah tubuh menjadi berlebihan. Peningkatan tekanan darah, baik sistolik maupun diastolik, sangat nyata pada penggunaan sabu. Hal ini akan dibarengi tentunya dengan denyut jantung yang kencang. Tidak heran jika jenis narkotika ini akan membawa dampak sangat berbahaya bagi penderita hipertensi atau darah tinggi.
Sering kali juga didapatkan efek peningkatan suhu tubuh yang tinggi sehingga menyebabkan demam luar biasa bagi penggunanya. Peningkatan suhu tubuh yang berlebihan sangat berbahaya karena juga sangat memengaruhi otak dan dapat menimbulkan kejang.
3. Ketergantungan
Yang namanya zat adiktif itu jika dikonsumsi secara terus menerus, apalagi jika dosisnya ditambah tetap saja akan mengakibatkan ketergantungan. Apapun itu jenisnya, entah itu ekstasi, sabu-sabu, ganja, heroin, atau bahkan "hanya" pil koplo yang mungkin hanya diproduksi di kelas rumahan (bukan pabrik), tetap saja bisa menimbulkan ketergantungan pemakainya. Adalah salah besar jika ada pendapat yang mengatakan kalo hanya sekali-kali makainya atau hanya dari jenis "pil rumahan" tidak akan bikin ketergantungan. Pertama-tama sih hanya kelas "pil rumahan", tapi lama-lama kelas yang "wah' macam heroin. Pertama-tama sih sedikit, lama-lama ya jadi bukit.