Beehive dibangun diawal tahun 1970 dan diproyeksikan akan dapat digunakan sampai dengan 5 abad kemudian. Negeri yang dikaruniai alam indah ini merupakan daerah rentan gempa sehingga bangunan yang ada harus dirancang secara khusus untuk dapat menahan goncangan gempa yang dapat datang kapanpun. Penulis saat di Wellington juga sempat merasakan kengerian goncangan gempa dimana kita merasa seperti mendadak terayun beberapa saat yang pada saat itu sedang berada pada ketinggian lantai 8 sebuah hotel tempat kami menginap.
Saat memasuki gedung  parlemen pertama kali, semua pengunjung diwajibkan melewati pemeriksaan seluruh barang bawaan dibawah sinar-X. Setelahnya kita akan menemukan lobby utama yang siang itu tampak sibuk karena juga terdapat juga desk infomasi, ruang tunggu pengunjung lengkap dengan kursi dan meja tunggu serta pajangan berbagai macam bentuk merchandise yang dapat dibeli langsung oleh pengunjung.Â
Sebelum melihat agenda sidang debat parlemen, kami juga diberikan kesempatan untuk melihat beberapa ruang lainnya. Salah satu ruang tersebut adalah Theatrette yaitu ruang konfrensi pers resmi pejabat parlemen dalam memberikan informasi dan memberikan kesempatan tanya jawab bagi insan pers. Sebenarnya ruang tersebut sangat sering terlihat di televisi saat COVID-19 melanda dunia, dimana Jacinda Ardern perdana Menteri Selendia Baru saat itu selalu mengupdate informasi terkait kebijakan-kebijakan yang diambil negara dalam menghadapi situasi pandemi yang menyulitkan semua negara tanpa terkecuali.
Pengalaman yang paling menyenangkan adalah dapat mengikuti sejenak aktifitas sidang secara live di ruang Debating Chamber yang terkesan mungil namun tetap elegan dan mewah. Disini kami dapat melihat bagaimana suatu isu dibicarakan. Saat itu tema utama adalah bagaimana kehadiran pemerintah untuk segera dapat menyelamatkan dan menjangkau korban sesegera mungkin dan masyarakat terdampak lainnya akibat topan Gabrielle yang baru saja melanda negaranya.
 Setiap orang diberikan kesempatan menyampaikan pandangannya dan gagasan bernas dengan tetap menghormati orang lain melalui batasan waktu berargumen artinya ada saatnya waktu berbicara dan ada waktunya harus tertib mendengarkan dalam sebuah sistem demokrasi.Â
Disinilah pihak pemerintah dan oposisi saling beradu argumen untuk segera dapat mencarikan solusi terbaik bagi masyarakat yang harus segera di tangani tanpa ada upaya merendahkan pihak lainnya. Debat tersebut juga sebenarnya disiarkan langsung oleh televisi resmi parlemen Selendia Baru sehingga Masyarakat dapat dengan jelas melihat kemampuan, keberpihakan serta keterwakilan dalam arti yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H