Sedang dibagian daratannya terbentang gunung tinggi dengan rerumputan yang pagi itu tampak hijau segar. Ada hal menarik yang dibisikkan kepada kami berdua bahwa itu adalah hal pertamakali dilakukannya setelah acara resepsi pernikahannya sampai dengan sekarang anaknya telah beranjak remaja.
Kemudian kami dibawa kesebuah coffe shop yang terletak persis menghadap pantai dan berdampingan dengan Wellington airport. Â Tempat ini sepertinya telah terbiasa dikunjunginya karena pelayannya tampak langsung berbincang akrab dengan Katie.Â
Sepaket roti dan minuman  hangat lezat untuk makan siang disajikan. Kami menyantapnya dengan lahap sambal ditemani oleh pemandangan beberapa orang yang lagi asyik mandi di pantai serta kesibukan bandara dengan pesawatnya yang landing maupun take off.
Selanjutnya kami meneruskan perjalanan dikediamannya. Dibeberapa titik perjalanan sempat menaikkan adrenaline tubuh yang tidak terbiasa dengan jalanan ekstrim berbukit. Tetapi Katie sepertinya telah terbiasa membawa mobil ber cc besar di tengah jalanan yang dapat dikatakan didominasi oleh jurang batu cadas dimasing-masing sisinya.
Rumah mungilnya yang tertata apik tersebut terletak di lahan berbukit terjal dengan view langsung menghadap pemandangan lanskap urban yang indah serta Wellington airport.Â
Diceritakan dibeberapa bagian rumah yang kelihatan apik tersebut juga dikerjakan oleh suaminya sendiri karena mungkin alasan mahalnya upah tenaga kerja serta adanya skill yang dimilikinya.Â
Keluarga kecil ini mempunyai seorang anak yang sedang beranjak remaja yang sangat menggemari sepak bola. Bahkan Katie sering menemani anaknya untuk mengikuti berbagai kejuaraan sampai dengan keluar negeri terutama kepulauan Pasifik atau Oseania.
Sebelum kembali kami diberikan kesempatan untuk mengeksplore setiap bagian rumah serta taman kecil dibelakang rumah yang langsung berhubungan dengan hutan lebat diatasnya namun tetap terlihat bersih dan asri.Â