Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Kenangan Menjalani Puasa 20 Jam Sehari di Rotterdam Belanda

7 April 2022   06:26 Diperbarui: 7 April 2022   16:08 2592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut taman Zuider Park | Dokumentasi pribadi

Potongan daging bersih baik ayam maupun sapi disajikan dengan ukuran tertentu dan siap masak. Di kota ini juga akan sering kita liat toko yang menjual kapsalon halal. 

Sejenis makanan kentang goreng dengan banyak irisan daging panggang hangat ditambah berbagai irisan sayuran segar dan keju yang dilelehkan dengan toping saus agak pedas atau dengan perasa bawang putih.

Saat menjalankan puasa di Belanda tentu tidak akan kita temui suara bedug atau ramainya bunyi pengeras suara dari menara masjid yang ada sebagai penanda berbuka atau sahur. Semuanya berdasarkan jarum jam yang telah ditentukan oleh pihak yang mempunyai otoritas untuk hal tersebut.

Sesaat memasuki berbuka puasa pukul 10 malam langit kota Rotterdam berubah menjadi gelap karena matahari baru mulai tenggelam. 

Setelah berbuka puasa dan dilanjutkan dengan menyantap makanan berat kita kemudian akan bersiap melaksanakan salat Isya dan Tarawih yang biasa dimulai pukul 11 malam.

Pilihan tarawih di kota Rotterdam selain di mesjid Nasuha milik ISR (Indonesische Stichting Rotterdam) yang biasa dilakukan oleh pelajar dalam jumlah sangat terbatas. 

Untuk mendapatkan suasana jamaah yang lebih ramai biasanya penulis memilih beribadah di masjid Turki Mevlana atau mesjid Maroko An Nasr Rotterdam.

Menurut pengalaman penulis jika saat beribadah di Mesjid Maroko rasanya seperti beribadah di tanah air, karena melihat banyak orang yang berpakaian seperti di negeri jazirah Arab dan hampir semuanya menggunakan bahasa Arab. 

Sedang di masjid Turki akan kita temui banyak orang berpakaian formal dan di antaranya banyak yang mengenakan jas lengkap dan pengumuman di luar peribadatan sering diucapkan  dalam bahasa Turki.

Akhir dari semuanya adalah tetap saja Indonesia merupakan tempat tinggal yang sangat diberkahi di mana waktu siang dan malam tidak terlalu berbeda dan dengan iklim yang nyaman untuk ditinggali. Meskipun dengan berbagai kekurangan di sana sini yang masih harus kita perbaiki bersama-sama.

Sambas, 7 April 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun