Air jernih biru khas Laut Mediterania tampak seperti lukisan sudah bikin hati betah untuk berlama-lama memandangnya.Â
Sedikit beranjak ke perbukitan. Memang tidak banyak terlihat vegetasi tumbuhan pohon yang menghijau, namun masih bisa terlihat beberapa pohon, seperti zaitun, eukaliptus, serta beberapa jenis cemara laut dan kebun anggur dengan arealnya yang sedikit lebih luas.Â
Sesekali kita jumpai dataran landai yang tampak berpadu sempurna antara pandangan langit dan laut luas yang biru, tepian bukit berwarna coklat, serta dataran landai dengan rumah-rumah penduduk bercat putih mentereng yang sangat khas bagaikan tumbuhan cendawan ditengah musim hujan.
Terus menuju ke arah pusat kota, mulai terlihat beberapa bangunan-bangunan besar yang sangat mencolok dengan puncak atap berbentuk bulat dan menyerupai kubah mesjid, yang tentunya saat dilihat dalam jarak dekat di atas kubah tersebut terpasang tanda salib yang tampak kokoh.
Kemudian kita mampir di pelabuhan Teluk Ammoudi untuk melihat pantai jernih dengan batu karang laut yang dapat dilihat secara kasat mata.Â
Kapal-kapal nelayan dan turis berwarna putih bersandar di tepian dengan angin laut yang berhembus ringan sore itu.Â
Teluk Ammoudi juga selalu ramai dikunjungi wisatawan. Saat kita memandang ke atas pulau akan tampak pemandangan yang sangat kontras.Â
Tampak dinding terjal di bawah sorot terik matahari laut Aegea itu berwarna merah bata menyala. Di antara warna merah tanah lava, lalu sedikit bergeser ke atasnya lagi terlihat bangunan padat yang didominasi warna putih bersih di antara biru langit yang cerah sore itu. Sungguh sebuah pemandangan yang melenakan indera mata.