Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Mati (9. Sarapan Istimewa)

30 Januari 2022   08:36 Diperbarui: 30 Januari 2022   08:37 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

" Dagingnya juga terasa manis dilidah, tetapi hanya sedikit" Dewi menimpali sambil terus mengunyah dan menuntaskan rasa laparnya yang mendera.

 

"Itu karena masih segar," jawabku singkat sambil mengunyah makanan yang termasuk sejenis seafood  spesial kesukaanku.

 

         "Aku menyukai semuanya, terutama dagingnya" Kemala menambahkan sambil menggigiti bagian bawah kaki-kakinya yang berdaging.

 

Tapi pada dasarnya kulihat mereka semua lapar setelah petualangan yang sangat  melelahkan tadi malam,  bisikku dalam hati sambil memperhatikan mereka yang sedang makan dengan lahapnya.

 

         Matahari pagi menanjak perlahan. Disebelah timur tampak gunung yang  masih seperti bayang-bayang kokoh berwarna biru dengan langit cerah. Burung-burung bernyanyi tiada henti di dahan pohon cemara sambil berkejaran. Meski mata terasa lelah karena kurang tidur, tetapi melihat suasana pagi ini sepertinya akan secerah harapanku untuk melanjutkan agenda petualangan berikutnya. Sarapan pagi telah mengembalikan lagi semangat kami. Tentu semuanya akan menjadi modal untuk kami kembali menjalani agenda yang telah direncanakan hari ini.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun