Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Mati (8. Kejutan Pada Dinihari)

30 Januari 2022   07:06 Diperbarui: 30 Januari 2022   07:08 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa penasaran memuncak. Kemudian aku berusaha lebih mendekat ketenda yang terlihat ada aktifitas yang sedikit mencurigakan itu. Ingin sekali melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi didalam sana.

Kemudian tanpa aku duga sama sekali. Jantungku terasa mau lepas dan terasa darahku berhenti mengalir dengan apa yang kulihat itu.

           Astaghfirullahaladzimm!!! itukan ibu yang selalu berjalan di belakang bapak misterius yang kami jumpai malam tadi. Seorang wanita anggun, dan  tidak berkata sepatah katapun saat sedang berpapasan sebelumnya gumamku dalam hati. Aku seperti orang kehabisan akal untuk beberapa saat.  Fikiranku kalut dengan apa yang terlihat olehku subuh ini.

Aku berusaha berjalan mengendap-endap kembali ke tempatku semula untuk menenangkan diri. Kembali aku menyalakan api unggun. Seolah-olah tidak mengetahui apa yang sedang terjadi ditenda sana. Tetapi, tetap saja fikiranku selalu diganggu oleh penglihatan terakhir dimana tampak Kemala yang tertidur pulas dan disampingnya Dewi justru sedang asyik mengobrol serta bercanda dengan tamunya salah seorang wanita misterius dinihari tadi.

           Yang menjadi pertanyaanku adalah urusan apa wanita tersebut berada disana?,kemanakah keluarga mereka yang lainnya?, dan tentu saja tidak mungkin untuk mereka semua tidur berkumpul dalam satu tenda kecil itu.

Tanpa kusadari waktu subuh telah masuk. Jika di kampung saat ini, pastilah akan ada suara azan yang menggema. Disana, ditenda Dewi lagi lagi terlihat olehku ada sesuatu yang janggal. Persis sesaat sebelum suara azan berkumandang, itulah saat kumelihat seperti ada sekelebat cahaya dari dalam tenda  yang menembus keluar terbang menjauhi tenda Kemala dan Dewi. Aku berusaha untuk tidak mengedipkan mata sesaatpun.

Dibantu cahaya redup lampu badai didalam tenda, ternyata kulihat Dewi kembali seperti orang yang tertidur pulas bersama Kemala disampingnya. Mereka sepertinya masih mengistirahatkan anggota tubuhnya berselimut hembusan dingin angin laut subuh yang bagiku justru sedikit hangat setelah melihat kejadian-kejadian aneh barusan. Mudahan mereka tetap nyaman untuk melanjutkan tidur lebih panjang,mungkin hanya penglihatanku saja yang terganggu akibat terlalu kelelahan, aku membatin berusaha untuk menetralkan situasi.

Akupun lanjut terus menjaga nyala api unggun, agar saat mereka bangun, air panas telah tersedia dan sarapan mie instan bisa segera disiapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun