Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Catatan Perjalanan Sang Kapten (22.Pertempuran di Laut Borneo)

27 Januari 2022   14:32 Diperbarui: 2 Februari 2022   08:40 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah sendiri dari canva app

Saat kapal berhadapan dalam posisi menyamping, meriam-meriam seperti menggila dalam memuntahkan bola-bola panasnya dengan percikan api yang menyala-nyala. Srinegara sepertinya tanpa ampun terlebih dahulu memborbardir kapal kami .Dalam jarak kurang dari 200 meter ditambah angin ribut tentu manuver badan kapal tidak banyak menolong. Cuaca telah menurunkan keakuratan tembakkan meriam-meriam yang ada.  Kekuatan penuh juga kupersiapkan untuk membalas tembakan meriam selamat datang Srinegara. Sehingga untuk sesaat kemudian bunyi meriam yang memekakkan telinga seperti sahut menyahut mencari sasarannya. Manuver juga dilakukan oleh masing-masing kapal untuk meminimalisir kerusakan. Api-api dari mulut meriam seperti menerangi lautan ditambah asap mengepul menghalangi pandangan disekitar kapal dan membuat suasana  siang itu bertambah kabut yang menghalangi pandangan mata.

Akhirnya ada satu dua tembakan meriam Srinegara mengenai dek paling atas serta dek nomor tengah. Kapal terasa bergetar dan oleng karena hantamannya. Kepanikan terjadi. Beberapa  awak kapal yang mabuk laut juga harus tetap berjaga dan harus tetap fokus kepada tugasnya masing-masing. Terlihat beberapa diantara mereka terluka terkena serpihan peluru meriam. Darah banyak mengalir di dek paling atas. Banyak prajurit yang berada di dek tersebut terkena serpihan peluru serangan meriam beruntun tanpa dapat diantisipasi oleh mereka sebelumnya. Sedang dek paling tengah peluru meriam Srinegara sempat menembus dinding kapal. Kapal Srinegara yang gagah berani. Akhirnya, meriam kami juga dapat mengenai kapal Srinegara tepat dibagian tengah lambung kapalnya.

Serangan-serangan lawan tambah membabi buta dan bertubi tubi tanpa memberikan sedikitpun untuk awak kapalku menghela nafas. Terlihat olehku disana dianjungan kapal Srinegara seorang pemegang komando tampak gagah berani dan sedikitpun tak gentar berada diantara desingan tembakan meriam. Dengan teriakan dan aba-aba tangannya, ia terus mengorkestrasi penyerangan tanpa belas kasihan. Awak kapal didalamnya juga seperti tiada kata takut, yang terus terusan disemangati oleh sang pemberi perintah. Awak kapalnya kembali tampak seperti singa lapar yang tengah menghabisi kambing-kambing muda yang lagi lengah. Penembak-penembak jitunya yang berdiri ditiang-tiang layar juga tidak henti-hentinya menembakkan pelurunya ke awak kapal Commando. Semua dalam kondisi serang menyerang, tiarap dan penuh kekacauan.

Beberapa orang ditempatku gugur. Tetapi semuanya harus dituntaskan. Tiada kata menyerah. Semangat Srinegara diseberang sana  juga sepertinya melakukan hal yang sama. Sekali lancung tetap lancung sampai akhir.

Bagaimana jika terjadi banyak kesalahan perintah yang diambil serta kurang persiapan sebelumnya? fikirku sejenak melihat situasi saat ini, sehingga dapat kubayangkan memang sangat mungkin kapal Commando ini akan menjadi luluh lantak oleh serangan gagah berani dan tanpa henti kapal Srinegara. Semua awak kapal Commando telah bekerja dengan porsinya meski akhirnya banyak mengambil sikap bertahan.

Kembali peluru meriam Srinegara meluluhlantakkan dan menghantam kandang ternak. Beberapa hewan yang masih hidup berhamburan keluar. Suara hewan-hewan tersebut menambah suasana kekalutan yang tiada tara karena semuanya  tanpa kecuali berada dibawah tekanan kapal layar Srinegara. Tali temali layar banyak yang terputus. Beberapa layar robek oleh peluru meriam pada saat kapal bermanuver. Petugas  pompa air yang bekerja dilambung kapal  bertambah berat. Selain hujan, sekaligus sepertinya ada bagian bawah lambung yang terkena serpihan bola api yang menyebabkan beberapa bilah papan lambung kapal terbuka. Harus segera diperbaiki oleh tukang kayu sekaligus diperlukan upaya kerasnya mengeringkan air sesegera mungkin yang telah mengisi lambung kapal sehingga gerakan Commando terasa lamban. Kapal Srinegara tetap terus menekan dan menyerang secara membabi buta.

Terlihat beberapa awak Kapal Srinegara menurunkan perahu-perahu kecil yang didalamnya diisi 4-5 orang  yang masing-masing orang tetap menenteng senapan dibahunya dan terus menyerang. Ternyata itu adalah salah satu cara manuver untuk bergerak menjauhi kami. Tampak dibagian lambung, buritan dan haluannya terkena sasaran tembakan meriam Commando, beberapa bagian kapalnya juga rusak berat. Sebagian besar awak kapal Srinegara mulai fokus untuk menyelamatkan kapal dari tenggelam.

Segera kuminta bagian tali dan layar untuk membentang segera layar serta mengikat talinya agar kecepatan kapal dapat dinaikkan. Beruntung angin mendukung. Tiupan angin selatan mendorong kapal ke utara. Aku meminta kemudi diarahkan kembali ke tujuan semula sambil menghindari serangan tiba-tiba dibawah guyuran hujan dan ombak besar itu.

Dengan kecekatan awak kapal dibagian layar. Kapal kemudian dapat berlayar dan meninggalkan perlahan Kapal Srinegara yang sepertinya mengalami kebocoran parah, tetapi serangan tetap dilakukannya tanpa henti meski dengan kondisi kapalnya yang sedang rusak parah.

Kapal Layar Commando terus mengarah ke tujuan utama serta meninggalkan Srinegara di lautan sampai tidak terlihat lagi oleh mata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun