Banyak yang harus kupertimbangkan lebih jauh tentang seorang Arthur. Bukan saja karena kemampuan berbahasa Melayu nya yang mumpuni dan jarang dimiliki oleh Kerajaan Inggris. Jika dibanding dengan tenaga teknis kapal layar lainnya, dipastikan dapat dicarikan penggantinya dengan cepat. Saat ini hanya ada dua orang Inggris yang kemampuan bahasa Melayunya layak disebut sebagai penterjemah resmi kerajaan. Tetapi, hanya tertinggal Arthur saja yang ada di Batavia. Seorang ahli bahasa Melayu lainnya, beberapa minggu sebelumnya mendapat tugas berlayar ke pulau pusat rempah di Maluku, untuk kepergian yang bisa memakan waktu berbulan-bulan karena jauhnya jarak serta kondisi gelombang laut yang akhir-akhir ini sangat tinggi.
Â
Tetapi alasannya kemudian menjadi tidak sesederhana itu. Perkenalanku dengan Arthur sebenarnya dimulai jauh sebelum perkenalanku di kapal layar yang membawa kami bersama ke Hindia Belanda. Arthur seperti yang diceritakan oleh Tuan Abbot salah satu petinggi militer Inggris kepadaku saat kami bersama mengadakan penyerangan di Tanjung Travalgar Spanyol Selatan.
Â
Arthur adalah anak adopsi dari seorang Belanda dengan perempuan pribumi. Arthur,disaat masih balita dan telah fasih berbahasa Melayu dibawa kembali ke Belanda oleh ayahnya yang seorang petinggi VOC yang tugasnya telah digantikan oleh pejabat yang baru. Arthur sengaja dipisahkan oleh ayahnya dengan ibu pribumi yang saat itu masih tetap tinggal di Batavia.
Â
Tetapi malang tak dapat ditolak, kapal layar yang ditumpangi mereka harus tenggelam oleh badai besar di perairan Malaka yang menewaskan hampir semua penumpangnya. Â Arthur adalah seorang balita yang beruntung selamat karena terselamatkan oleh jerigen air kosong yang diikatkan oleh ayahnya sebelum semuanya tenggelam.
Â
Saat itu, Arthur diselamatkan oleh Tuan Abbot yang saat itu sedang menuju Malaka dari Gujarat India untuk suatu tugas. Tentara Inggris baik hati itulah yang menyelamatkan dan langsung mengadopsi Arthur sebagai anaknya. Saat tugasnya berakhir di Malaka dan kembali ke Inggris, Arthur dibawa serta merta dan diberikannya pendidikan yang baik. Bakatnya terlihat menyenangi mempelajari berbagai bahasa. Kemudian dengan pengaruh Tuan Abbot, Arthur diberikan keleluasaan untuk berpraktek langsung dengan merekomendasikan Arthur muda yang masih bersemangat belajar tinggi dalam pelayaran-pelayaran ke negeri yang menjadi minat  bahasa yang ingin dikuasainya.
Â
Tuan Abbot teman baikku yang berasal dari Manchester, dalam suatu misi pelayaran penting akhirnya meninggal karena suatu penyakit saat perjalanan pulang ke Bristol dari perang yang dimenangi Inggris secara gemilang di Trafalgar. Ia berpesan kepadaku untuk suatu saat membawa serta Arthur kembali ke Hindia Belanda.