Dirja tampak seperti seorang laki-laki pribumi yang setia menunggu Mayang tanpa syarat. Teman bermain sejak kecil dan merasa senasib telah menguatkan rasa kebersamaan mereka. Â Disisi lain kebutuhan Mayang akan keberlanjutan pengobatan ibunya ke dokter Eropa, sehingga terus memerlukan pinjaman uang yang membuat ia akhirnya tidak bisa mengelak untuk terus bekerja denganku.
Â
Saat ini aku tidak berfikir lagi apakah Mayang bekerja atau tidak denganku. Hal terpenting adalah bagaimana membuat Mayang selalu berada disampingku setiap hari. Seiring kemampuan bahasaku yang semakin baik, tentunya memudahkanku untuk menjalin keintimanku bersama Mayang.
Â
Sampai dengan hari kesepakatan ini yang sebenarnya sudah kutunggu sejak lama. Dan aku menyetujui saja syarat yang diajukannya. Saat Mayang mengajukan pinjaman uang lebih besar lagi demi mengobati ibunya yang sakit parah telah memuluskan semuanya.
Â
Mayang mengiyakan keinginan terbesarku selama ini agar ia tinggal bersamaku, selayaknya  gundik lainnya dengan syarat ia tidak ingin mempunyai keturunan dariku. Bagiku alasannya  tidak seperti nyai atau gundik lain yang seolah berlomba melahirkan anak dari pasangan Eropanya.
Â
" Anak yang nanti kulahirkan meskipun berkulit Eropa tetapi tetap saja mereka akan menjadi warga kelas dua,"alasan Mayang kepadaku. Tambahan lagi gadis cerdas itu banyak melihat disekelilingnya dimana anak-anak  campuran itu sering disebut sebagai keturunan anak haram dan biasanya akan ditinggal begitu saja jika si pria Eropa kembali kenegrinya.
Â
"Cukup aku saja yang menanggung semuanya, Stewart!... tanpa harus melibatkan anak keturunanku dikemudian hari," ujar Mayang menjelaskan untuk lebih meyakinkanku.