Bersamaan dengan kedatangan surat itu, Pruistine tidak bisa menghilangkan gurat kesedihannya akhir-akhir ini karena tidak bisa menghentikanku keinginanku untuk pergi berlayar ke Hindia Belanda. Sehingga ia sering tampak tidak bahagia.
“Kembalikan suratnya sayang!” kataku kepada istriku dengan lembut. Seorang perempuan yang telah mendampingiku hampir dua puluh tahun terakhir itu, yang saat ini duduk termangu didepanku.
“Kembalilah beristirahat, Pruistine!” sekarang aku memintanya agar ia tidak menemaniku minum teh disore yang dingin, dan mengharap ia kembali saja dikamar karena akan sedikit menghangatkan tubuhnya. Akhir-akhir ini ia juga tampak sering panas tinggi secara tiba-tiba yang tidak kuketahui sebab musababnya meski telah dibawa ke dokter. Cukuplah bagiku saat ini ditemani oleh sebatang rokok agar imajinasiku tentang Hindia Belanda terbang bersama asap-asapnya yang kuhembuskan perlahan.
Perasaan kembali lega disaat surat sudah berada kembali dalam genggamanku. Sebuah benda yang telah membuatku selama ini tidak bisa berkonsentrasi karena obsesi-obsesi yang selalu membayang dikepalaku akan suatu tempat di Hindia Belanda.
Menurutku beruntunglah surat itu akhirnya juga sampai di Bristol, kota pelabuhan tersibuk setelah London. Kota yang kemajuannya ditentukan oleh perdagangan lintas samudra dan seiring sejalan dengan kekuatan angkatan laut Inggris yang sangat disegani. Sebuah kota yang juga sangat sibuk sebagai pusat industri kapal layar yang banyak dipesan dari seluruh dunia terutama Eropa dan Amerika.
Bristol sebuah kota pelabuhan dimana tampak kapal-kapal sibuk berlayar disepanjang aliran sungainya yang lebar dan dalam, bahkan sampai melewati jantung kota. Bukit Brandon yang berada diutara pelabuhan utama tampak menjulang tinggi seperti mata elang yang siap mengawasi dan bersaksi atas apa saja yang terjadi di pusat kota. Kota pelabuhan yang biasanya akan selalu menjadi saksi perpisahan dan pertemuanku kembali dengan Pruistine dalam setiap misi pelayaranku. Entahlah misi berikutnya ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H