Mohon tunggu...
Edi Mikku Ate
Edi Mikku Ate Mohon Tunggu... Administrasi - Ed1SBD

Mahasiswa di Kampus Swasta Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setahun Pergulatan CLS: Merajut Hati Menjemput Mimpi

20 Mei 2019   17:08 Diperbarui: 20 Mei 2019   17:45 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potong kue nya (dok. Melky)

Perbedaan tajam cara pandang dalam berorganisasi adalah suatu keniscayaan dalam membangun suatu organisasi yang handal. Tak luput fenomena ini mendera Community Lakawa Sumba (CLS), organisasi mahasiswa kedaerahan Sumba di Jogja yang bergulat membangun eksistensialnya.

Butuh peran aktif dan kontribusi nyata anggota dalam mewujudkan lembaga kredibel sebagai wadah metamorfosis penerapan ilmu akademik dalam kehidupan berbangsa. Saat ini mengalami degradasi luar biasa, peran humanis semakin tergantikan budaya teknologi.

Pergulatan CLS

Sangat penting mengkolaborasi potensi, peleburan jiwa individu dan kolektif dalam mewujudkan spektrum lembaga yang tidak saja smart-humanis tetapi sekaligus transedental. Institusi modern bervisi sosial luhur seperti ini yang luwes menjemput masa depan yang supra kompetitif.

Penguasaan alat dan kelengkapan organisasi berkinerja prima menjadi kebutuhan mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. Seperti : Buku Pedoman up to date, AD/ART komprehensif, progres kreatif, job description menantang, sekretariat mumpuni, budaya yang syarat : nilai, norma dan etik, struktur organisasi yang "ing ngarsa sung tuladha" dan peran anggota yang "tut wuri handayani".

Selama masa kepengurusan periode pertama telah berhasil meletakkan prinsip, etik, filosofi dasar dan alat kelengkapan organisasi. Para perintis organisasi: Edi, Gerus, Ansel, Marten, Melky dan Markus berjibaku tak kenal lelah dan waktu mewujudkan cita-cita mulia organisasi. Pengurus menghimpun minat, potensi dan asa yang berserak ke dalam mozaik indah warna organisasi. Perjuangan militan penuh kerikil tajam itu akhirnya berbuah manis dengan pengucapan deklarasi bersama membentuk organisasi CLS.

Penerapan azas dan prinsip organisasional masih bersifat soft skill dan familiar approach, pendekatan untuk memenuhi kebutuhan organisasi masih bersifat penawaran pada individu yang memiliki kompetensi terkait. Tambal sulam dan berganti peran pengurus kadang dilakukan demi menjaga tegaknya prinsip organisasi yang baik.

Tahapan konsolidasi dan sosialisasi dilakukan secara bertahap dengan rentang waktu yang bersamaan. Namun diakui model pendekatan ini memiliki fleksibilitas tinggi sehingga mampu menjalankan fungsi 'organizing' cantik dengan hasil sangat efektif dan efisien. Soliditas tim yang dibangun mampu menjalankan program kerja meski masih terkesan sporadis  dan parsial belum bisa tertib organisasi.

Beberapa progres bisa terlaksana dengan baik seperti deklarasi sekaligus pemilihan pengurus pada medio Desember 2017 menjadi tonggak bersejarah dimulainya pembentukan organisasi. Momen ini dilegitimasi bertajuk: "Pelantikan, Natal dan Tahun Baru Bersama".

Roda organisasi makin berkembang dengan mengadakan acara "Bedah Film" pada Agustus 2018, yang dilanjutkan dengan Malam Keakraban di Goa Cemara pada 13-14 Oktober. Even latihan bersama dan mengikuti kompetisi futsal dihelat Divisi Seni dan Olahraga. Pada Juli 2018 CLS mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan KMK Universitas PGRI Yogyakarta dan pada September 2018 juga mengikuti kejuaraan KMK Akprind yang berskala tingkat DIY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun