Mengeluarkan lumpur berisi benih dari polybag secara perlahan. Jangan lupa untuk menyingkirkan polybag dan membuangnya di tempat sampah.
Kemudian letakkan bibit tersebut ke dalam lubang yang telah dibuat. Agar mengantisipasi mangrove dari terjangan ombak. Gunakan alat bantu berupa tiang pancang yang terbuat dari bambu ataupun kayu.
Pembuatan lubang sedalam polybag pada lokasi yang ditentukan dengan menggunakan alat bantu.
Mengeluarkan lumpur berisi benih dari polybag secara perlahan. Jangan lupa untuk menyingkirkan polybag dan membuangnya di tempat sampah.
Kemudian letakkan bibit tersebut ke dalam lubang yang telah dibuat. Agar mengantisipasi mangrove dari terjangan ombak. Gunakan alat bantu berupa tiang pancang yang terbuat dari bambu ataupun kayu. Tiang pancang ini memiliki diameter berkisar 7,5 cm, panjang 1 m dan runcing di bagian bawahnya. Lalu ditancapkan ke dalam lumpur sedalam kurang lebih 0,5 m (Gambar 1). Alternatif lain adalah menanam benih ke dalam ruas bambu yang bagian bawahnya diruncingkan dengan diameter 20-25 cm. Bambu ditancapkan pada substrat lumpur sedalam 0,5 m (Gambar 2).
Pemeliharaan tanamanÂ
Pada tahap ini adalah penentu keberhasilan program penanaman yang sudah dilakukan. Setelah aktivitas penanaman, akan muncul beberapa tumbuhan pengganggu (gulma) seperti paku-pakuan. Oleh karena itu, diperlukan penyiangan atau penebasan tanaman pesaing secara berkala. Selain itu, memeriksa kondisi mangrove juga sangat penting. Untuk mengetahui apakah mangrove bertahan hidup ataukah tidak. Jika terdapat yang mati, maka harus dilakukan penyulaman. Penyulaman sama halnya dengan cara menanam sebelumnya. Yang membedakan adalah penggunaan benih yang seumur dengan tanaman yang mati agar dapat seragam.
Pembangunan APO merupakan salah satu konsep perlindungan pesisir yang
berbentuk rekayasastuktur (hardengineering).APO merupakan bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah perairan dari gangguan gelombang. Selain untuk melindungi bibit mangrove,APO juga diharapkan dapat mengurangi laju erosi pantai dan menangkap sedimen didaerah yang dilindungi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H