Biarkan aku basuh wajah
Dengan air segar perigi belakang rumah
Setelah kupanjat bingkai madah yang resah
Â
Biarkan aku pandangi wajahmu
Yang melukis tatapan kelu warna kelabu ini
Saat matahari tak lagi menyapa, semua kata pun ragu
Â
Biarkan aku mengusap pipi lilinmu
Tempat air mata mengalir ke muara di timur
Saat kita bercakap soal umur dalam tadabbur yang asing
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!