Mohon tunggu...
edi sst
edi sst Mohon Tunggu... Guru - Nothing

Belajar di tengah kerinduan membatu yang tak pernah tertuntaskan oleh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepasang Mata Berbinar Liar

24 Oktober 2012   22:08 Diperbarui: 11 September 2023   11:56 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepasang Mata Berbinar Liar 

oleh edi sst 

Bersama diri yang pecah 

Di sampingku memanjang sebuah lorong 

Lorong teduh berliku menuju gurun yang jauh 

Kuajak angin melangkah memasukinya 

Setapak demi setapak bersama desah musim 

Akhirnya, aku tahu 

Hingga senja tak sampai juga di ujung kalbu 

Lorong ini beku dan kelu, kutatap satu-satu 

Ah, ini waktu terus tergerus melaju 

Kutinggalkan angin bermata bisu 

Kuambil jalan simpang terbentang lempang 

Wahai, di manakah bingkai pintu yang agung? 

Yang bisa kumasuki dengan langkah limbung 

Bersama wirid rindu pohon-pohon tua 

Dengan akar menghujam zaman 

Puisi ini tak juga matang 

Kutulis gamang seusai zikir panjang 

Tanpa ucapan dan jawaban terpendar 

Dari kerjap sepasang mata berbinar liar 

Di jendela saat embun tak jua mengirim kabar 

Semarang, September 2012 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun