Mohon tunggu...
edi sst
edi sst Mohon Tunggu... Guru - Nothing

Belajar di tengah kerinduan membatu yang tak pernah tertuntaskan oleh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mawar Ungu di Pintu Gurun

18 September 2012   06:15 Diperbarui: 12 September 2023   09:26 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agar dia bisa mengambilnya kembali—dengan diam-diam pula 

Ucapkan salam. Dia menunggu cintamu yang meladam 

Bersama lembar wajah ovalmu berkerudung kelabu 

Sepucat mawar Tabriz, bukan kuning tapi ungu 

Nah, apa sebenarnya yang kau wiridkan? 

Seberapa berdesirkah dadamu 

Ataukah sekadar berputar bola mata 

Ketika suara terus berdenging di ceruk telinga 

Dan di cermin terpantul wajah entah siapa 

-Ingat, roda gila itu menghantam segala! 

Semarang, September 2012 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun