Ruang publik diramaikan dengan temuan kejanggalan rancangan anggaran pada Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Pada website resmi APBD DKI Jakarta (apbd.jakarta.go.id), tercantum rencana belanja alat tulis kantor dengan komponen lem aibon dan tinta printer.Â
Kejanggalan pada komponen lem aibon terlihat mulai dari sisi harga per kilogramnya (Rp. 184,000) sampai koefisiennya (37500 orang x 12 bulan) sehingga membuat total anggaran yang diperlukan untuk rencana belanja ini sendiri, membludak sampai 82M lebih.
Polemik yang terjadi mulai melahirkan klarifikasi demi klarifikasi. Mulai dari anggota dewan, SKPD terkait (Dinas Pendidikan), sampai ke Gubernur Anies Baswedan sendiri.
Pembelaan yang dilakukan berbagai macam (dan tidak jelas yang mana yang harus dipegang), mulai dari salah input, sampai bahwa data yang diinput adalah data dummy.
Dalam bahasa informatika, data dummy adalah data yang tidak informatif atau tidak bermakna, tapi berguna untuk mengisi ruang data yang sebenarnya. Maksudnya bagaimana?
Analogi sederhananya, seperti saat kita pergi ke tempat makan, kita berniat untuk mencari kursi kosong untuk kita tempati. Tapi, kita mungkin perlu ke toilet dulu sebelum memesan makanan.Â
Nah, untuk menjaga kursi yang kita incar tidak diambil orang lain, apa yang kita lakukan? Banyak cara, salah satunya meletakkan ransel kita di kursi tersebut, sebagai penanda bahwa kursi telah ditempati seseorang.Â
Ransel tersebut adalah dummy, tidak informatif (tidak dapat diketahui orangnya siapa) tetapi berguna untuk mengisi ruang data yang sebenarnya, dalam hal ini, data tersebut adalah kita sebagai orangnya.
Kembali ke lem aibon. Menurut Kadisdik DKI, data yang bermasalah tersebut adalah data dummy yang diinput Dinas Pendidikan karena dari tiap sekolah belum selesai menyediakan detail-detail tiap komponen yang ingin diadakan.Â
Untuk mengisi postur anggaran tersebut, diinputlah sembarang komponen, dalam hal ini kebetulan komponen tersebut adalah lem aibon, dan diisilah koefisien yang memungkinkan perhitungan sampai pada postur anggaran yang direncanakan.Â