Hasil dari program pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan manajemen Kelompok Tani Hulun Hyang dalam mengelola Taman Edelweiss. Dengan adanya identifikasi aset dan analisis SWOT, kelompok tani memiliki pemahaman yang lebih baik tentang potensi dan tantangan yang mereka hadapi. Sementara itu, dengan adanya desain tapak, mereka memiliki panduan strategis untuk mengembangkan usaha pariwisata tematik berbasis ekowisata yang berkelanjutan.
Selain itu, adanya modul identifikasi aset, taksonomi Edelweiss, desian tapak, dan SOP budidaya diharapkan dapat memperkuat upaya konservasi dan pelestarian Edelweiss di Desa Wonokitri. Kelompok Tani Hulun Hyang kini memiliki panduan lengkap untuk mengelola aset mereka, mengembangkan keanekaragaman Edelweiss, dan menjaga kualitas hasil budidaya Edelweiss secara berkelanjutan.
Tim Edelweiss Rangers berharap, melalui peningkatan kemampuan dan pengelolaan kelompok tani yang lebih baik, Taman Edelweiss dapat menjadi destinasi wisata edukatif dan alternatif di kawasan TNBTS yang mampu menarik minat wisatawan tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan. Keberhasilan kelompok tani dalam mengelola taman ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Wonokitri, sekaligus menjadi contoh pengelolaan wisata berbasis komunitas dan konservasi di daerah lainnya.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, Tim Edelweiss Rangers percaya bahwa Kelompok Tani Hulun Hyang akan mampu menghadapi tantangan yang ada dan terus mengembangkan Taman Edelweiss sebagai simbol kebanggaan dan upaya pelestarian Edelweiss di kawasan TNBTS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H