Mohon tunggu...
Edeline Nezia Putri
Edeline Nezia Putri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Nama saya adalah Edeline Nezia Putri, kebanyakan orang memanggil saya Edeline. Saya adalah pelajar yang mempunyai impian yang besar.

Hobi saya adalah bernyanyi, menonton youtube, dan tidur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan yang Berujung Buruk

8 September 2024   08:21 Diperbarui: 8 September 2024   08:25 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Facebook.com/Mr. Dr. Chr. Soumokil 

Kata perubahan tentunya pasti sudah sangat familiar bagi kita semua. Perubahan adalah keadaan / kondisi berubah menjadi baru bagi masyarakat sekitar. Salah satu perubahan yang ada adalah perubahan sosial. Perubahan sosial adalah bentuk peralihan yang merubah pola hidup masyarakat.

     Hal ini dapat terjadi karena sifat manusia bisa terus berubah. Perubahan dapat terjadi dengan lambat, cepat, direncanakan atau tidak direncakan.

     Perubahan sosial sangat berdampak pada sisi ekonomi, sosial dan politik. William F. Ogburn menyatakan bahwa perubahan sosial menekankan pada teknologi. Tekonologi ini yang menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek kehidupan sosial. Seperti, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi pola pikir.

     Menurut saya, perubahan sosial dapat berubah hubungan antar sesama rakyat. Selain itu dapat merubah gaya hidup individu atau suatu kelompok. Jika diterima oleh masyarakat, mereka akan merasa nyaman dengan perubahannya. Teknologi memang dapat berdampak baik bagi masyarakat seperti memudahkan masyarakat untuk komunikasi jarak jauh.

     Tetapi teknologi juga dapat berdampak buruk pada jati diri seseorang. Seperti, konten yang berisi kata kasar / kata-kata yang menghina. Hal tersebut dapat membuat seseorang terjerumus dalam cara berbicara itu. Kondisi ekonomi dan politik yang buruk juga membuahkan perilaku buruk.

     Perubahan sosial tidak hanya mempunyai satu jenis. Terdapat banyak jenis perubahan sosial yang ada dalam kehidupan kita. Ada delapan jenis-jenis perubahan sosial yaitu perubahan lambat, cepat, kecil. Lalu ada perubahan besar, direncanakan, tidak direncanakan, struktural dan proses.

     Perubahan lambat adalah perubahan yang terjadi dalam waktu yang lama. Ini disebut juga sebagai perubahan evolusi dan mengikuti dengan lambat. Evolusi terjadi tanpa adanya perencanaan atau kehendak dari pihak tertentu. Masyarakat hanya menyesuaikan diri mereka dengan keperluan dan keadaan baru.

     Jenis-jenis evolusi adalah unilinear theories, universal theories dan multilined theories. Dalam unilinear theories, manusia dan masyarakat akan mengalami perkembangan dari bentuk sederhana ke bentuk yang kompleks. Menurut Pareto, tahap-tahap perkembangan masyarakat dan kebudayaannya dilalui secara berulang-ulang. Menurut Sorokin, masyarakat berkembang melalui tahapan yang berdasarkan sistem kebenaran.

     Universal Theories menyatakan bahwa masyarakat tidak perlu melalui tahapan tetap. Lalu, semua masyarakat mengikuti garis yang sama dalam perubahan sosial. Menurut Herbert Spencer, masyarakat adalah hasil perkembangan homogen ke heterogen. Contohnya, seseorang yang berprofesi sebagai petani menajdi pekerja di kota.

     Multilined Theories menekankan penelitian terhadap tahapan perkembangan dalam evolusi masyarakat. Jadi, teori ini hanya berfokus dan meneliti tahap-tahapan perkembangan masyarakat. Dalam teori ini, perubahan bisa terjadi dalam berbagai cara. Contohnya adalah penelitian tentang perubahan mata pencaharian berburu ke pertanian.

     Selanjutnya, perubahan cepat adalah perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat. Perubahan ini disebut juga sebagai revolusi dan terjadi tanpa direncanakan. Ukuran kecepatan perubahan relatif karena revolusi memkan waktu yang lama. Contohnya perubahan dari produksi tanpa mesin menjadi produksi dengan mesin.

     Perubahan sosial akan selalu terjadi karena masyarakat tidak berhenti berkembang. Kemudian, perubahan pada lembaga masyarakat diikuti oleh lembaga sosial lainnya. Lalu, perubahan cepat menyebabkan disorganisasi sementara karena sedang menyesuaikan diri. Terakhir, perubahan tersebut tidak dapat dibatasi oleh bidang spiritual saja.

     Perubahan kecil adalah perubahan yang tidak terlalu penting bagi masyarakat. Ini terjadi pada unsur-unsur struktur sosial seperti stratifikasi sosial dan kebudayaan. Seperti perubahan mode pakaian tidak membawa pengaruh secara keseluruhan. Contoh lainnya, perubahan gaya rambut yang banyak disukai orang.

     Perubahan besar adalah perubahan yang sangat berpengaruh bagi masyarkat sekitar. Lembaga-lembaga masyarakat juga dapat merasakan pengaruh dari perubahan besar tersebut. Seperti, hak milk tanah, sistem kerja, hubungan kekeluargaan setiap masyarakat. Contoh perubahan ini adalah urbanisasi ke kota membuat lahan sempit.

     Perubahan yang direncanakan akan diperkirakan dahulu sebelum membuat suatu perubahan. Terdapat pihak-pihak yang melakukan perubahan dan dinamakan sebagai pelaku perubahan. Pelaku perubahan adalah seseorang yang dipercaya untuk merubah lembaga-lembaga masyarakat. Contohnya adalah program keluarga diterapkan untuk mengendalikan pertumbuhan para penduduk.

     Perubahan yang tidak dikehendaki terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat. Tetapi perubahan ini menimbulkan masalah yang tidak diharapkan oleh masyarakat. Contohnya upacara perkawinan yang praktis dan tidak seperti proses aslinya. Tetapi karena alasan biaya yang mahal, banyak masyarakat mau mengikutinya.

     Perubahan struktural adalah perubahan yang mendasar dan dapat memunculkan reorganisasi. Contohnya, perubahan pemerintah dari sentralisasi ke desentralisasi yang menamah wewenang. Perubahan proses adalah perubahan yang tidak mendasar dan menyempurnakan perubahan. Contohnya, perubahan kurikulum untuk membenarkan kesalahan -- kesalahan di kurikulum sebelumnya.

     Tetapi Indonesia mengalami perubahan buruk saat sudah merdeka dari penjajahan. Yang awalnya sudah damai / sudah terbebas justru menjadi disintegrasi. Seperti, pada awal kemerdekaan, Indonesia harus menghadapi masalah dari dalam. Golongan- golongan tersebut mendapat bantuan dan dukungan dari pihak Belanda.

     Terjadi juga pemberontakan seperti pemberontakan PKI Madiun pada September 1948. Persetujuan renville menyebabkan kekecewaan yang sangat besar terhadap pemerintah Indonesia. Karena adanya demarkasi Wan Mook, wilayah Indonesia menjadi semakin sempit. Pada tahun 1948, terjadi masalah-masalah politik antara kelompok komunis.

     Musso yang merupakan pemimpin kelompok komunis, kembali dari Uni Soviet. Ia bergabung dengan PKI dan mendorong untuk membentuk pemerintahan radikal. Saat 18 September 1948, PKI memberontak dan menduduki kantor-kantor pemerintahan. Mereka juga menguasai kota dan melakukan banyak aksi-aksi revolusioner.

     Tindakan PKI ini dinilai sebagai ancaman besar oleh pemerintah Indonesia. Akhirnya, Pemberontakan ini cepat ditumpas dengan dukungan TNI dan rakyat. Tokoh-tokoh PKI seperti Amir Sjarifuddin berhasil ditangkap dan berhasil dieksekusi. Otoritas-otoritas pemerintah Republik Indonesia di Madiun dipulihkan kembali.

     Contoh lainnya, pemberontakan Darul Islam yang memisahkan diri dari NKRI. Penggagas berdirinya Negara Islam adalah Sekarmadji maridjan kartosuwirjo, tokoh partai. Pemberontakan ini diawali dengan berdirinya NII pada 7 Agustus 1949. Pemberontakan ini juga terjadi di Jawa barat, Jawa Tengah, Aceh dan Sulawesi Selatan.

     Pemberontakan tersebut di Jawa Barat bertujuan untuk mendirikan negara islam. Yang melatarbelakangi pemberontakan ini adalah ketidakpuasan Kartosoewrijo terhadap perjanjian Renville. Perjanjian tersebut telah memaksa TNI untuk mundur dari Jawa Barat. Lalu, kecewa dengan pemerintah yang kurang mengakomodasi aspirasi kelompok Islam.

     Kemudian, Sosial ekonomi yang buruk membuat banyak masyarakat tidak puas. Kartosoewrijo dipengaruhi oleh ideologi Islam radikal yang ingin menjadikan negara teokrasi. Hal tersebut mendorong Kartosoewirjo untuk mendirikan NI di Desa Cisampah. Pemberontakan di Jawa Barat tersebut berlangsung hingga awal tahun 1960-an.

     Saat jalannya pemberontakan, Kartosoewirjo membentuk TII dan melakukan aksi-aksi gerilya. Aksi-aksi tersebut berupa serangan yang mendadak, sabotase, penculikan, dan penjarahan. Darul Islam merekrut anggota yang tidak puas dengan kondisi politik. Terdapat operasi gerilya yang mempengaruhi wilayah lain dalam waktu panjang.

     Perang gerilya ini juga diterapkan di wilayah pegunungan dan desa. Pemberontakan ini diselesaikan dengan cara menangkap dan menghukum mati kartosoewirjo. Pemerintah Indonesia melakukan berbagai operasi-operasi militer untuk menumpas DI/TII. Pemerintah juga menerapkan program "Pemulihan Kembali" dan banyak yang menyerah.

     Pemberontakan di Jawa Tengah bertujuan untuk mendirikan NI di Indonesia. Yang berbeda adalah pemberontakan di Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah. Pemberontakan di Jawa Tengah ini dipengaruhi oleh DI/TII Jawa Barat. Lalu dipengaruhi juga oleh rasa ketidakpuasaan terhadap kebijakan-kebijakan Pemerintah.

     Amir Fatah mendirikan pasukan gerilya di Brebes, Tegal, dan Pemalang. Pasukan ini melakukan penyergapan dan penculikan untuk melemahkan kontrol pemerintah. Gerakan ini berhasil menarik merekrut para petani dan rakyat kecil. Petani dan rakyat kecil sudah merasa tidak puas dengan pemerintah.

     Akhirnya pemberontakan ini diselesaikan dengan cara seperti menangkap Amir Fatah. Setelah tertangkap, kekuatan DI/TII Jawa Tengah semakin lemah dan melemah. TNI juga beroperasi untuk membubarkan sisa gerakan di Jawa Tengah. Terdapat rehabilitasi dan reintegrasi untuk membantu anggota kembali ke masyarakat.

     Pemberontakan Aceh terjadi karena diturunkan menjadi keresidenan dan Daud Beureuh kecewa. Pada Agustus 1949, Daud Beureuh ditunjuk oleh Syaifruddin sebagai gubernur. Setelah itu, Daud Beureuh membangun suatu kekuatan untuk menentang pemerintah. Ia menjalin komunikasi dengan Kartosuwirjo dan mengobarkan sentimen agama islam.

     Pada 21 Spetember 1953, Daud Beureuh mengeluarkan maklumat tentang Aceh. Dalam maklumat tersebut dikatakan bahwa Aceh adalah bagian dari NII. Sebuah gerakan kemudian dilaksanakan untuk menguasai semua kota-kota di Aceh. Mereka melakukan propaganda untuk mengajak rakyat tidak mendukung pemerintah RI.

     Untuk menyelesaikannya, Sjamaun Gaharu mengadakan sebuah pertemuan dengan tokoh DI. Tokoh DI sepakat untuk menghentikan aksi menembak dan menyelesaikan masalah Aceh. Pada 17 Desember 1962, diakankanlah suatu musyawarah kerukunan rakyat Aceh. Secara bertahap, gerakan DI / TII akhirnya dapat diselesaikan juga.

     Lalu, pemberontakan di Sulawesi Selatan disebabkan oleh kekecewaan Kahar Muzakkir. Kahar Muzakkir kecewa karena tidak meiintegrasikan pasukannya ke dalam TNI. Setelah itu, Kahar Muzakkar mengumumkan pembentukan TII di Sulawesi Selatan. Pada 16 Agustus pasukannya membawa senjata sambil memasuki sebuah hutan.

     Pemberontakan DI/TII di Sulewasi Selatan dapat bertahan dengan cukup lama. Tetapi akhirnya, kahar Muzakkir tertembak oleh TNI dalam operasi militer. Waktu itu, operasi militer ini dialancarkan pada 3 Februari 1965. Akhirnya pemberontakan DI / TII di Sulawesi Selatan juga selesai.

     APRA adalah gerakan pemberontakan pada 23 Januari 1950 di Bandung. Pemberontakan APRA dipimpin oleh Raymond Westerling, mantan kapten dari KNIL. Westerling ingin mempertahankan bentuk negara federal dan menolak pembentukan RIS. Konferensi Meja Bundar juga menjadi latar belakang dari pemberontakan APRA.

     Jakarta menjadi tempat sidang dan target APRA karena Sidang RIS. APRA melihat kesempatan besar karena kekuatan militer Belanda. Pada 23 Januari 1950, pasukan APRA bergerak dari Cimahi. Mereka berjalan untuk menyerang markas Divisi Siliwangi dan menguasai divisinya.

     Pada tahun 1950, Soekarno menunjuk Hamid sebagai menteri tanpa portofolio. Hamid menjalin hubungan dengan Westerling untuk mempertahankan negara federal tersebut. Westerling menyerang sidang kabinet RIS berdasarkan dengan kesepakatan dengan Hamid. Hasil perundingannya, Westerling diperintahkan untuk meninggalkan Bandung oleh Mayor Enggels.

     Pemberontakan Andi Azis dimulai saat terjadinya demonstrasi kelompok pro dan anti-federal. Kelompok anti-federal tersebut menuntut Negara Indonesia Timur untuk segera dibubarkan. Untuk menjaga keamanan, pemerintah mengirimkan 900 pasukan APRIS. Andi Azis menganggap tentara dari Jawa sebagai ancaman bagi mereka.

     Pada 5 April 1950, Andi Azis menyerang markas APRIS Makassar. Pasukan Bebas dibantu oleh Pasukan dari Belanda dan pasukan KNIL. Setelah itu, Mereka juga menyandera beberapa perwira APRIS termasuk Mokoginta. Suasana Kota Makassar berubah menjadi tegang karena berbagai perang tersebut.

     Pada 8 April 1950, pemerintah mengeluarkan ultimatum untuk Andi Azis. Ia diperintahkan melaporkan diri ke Jakarta dalam 4x24 jam. Andi Azis tetap menolak memenuhi perintah tersebut. Pada 1952, ia diadili dan dijatuhi hukuman penjara.

     Pemberontakan RMS terjadi karena situasi politik di Maluku tidak menentu. Setelah KMB 1949, masyarakat Maluku terpecah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok republik yang pro-Republik Indonesia. Kelompok kedua adalah federalis atau pro-Belanda yang mendukung kolonialisme.

     Dr. Soumokil, dari kelompok pro-Belanda, mengadakan rapat di Ambon. Pada 23 April 1950, rapat rahasia dilakukan di Tulehu. Rapat tersebut menghasilkan keputusan mendirikan Republik Maluku Selatan (RMS). J. Manuhutu ditunjuk untuk memproklamasikan berdirinya RMS di Ambon.

RMS diproklamasikan pada 25 April 1950 di Maluku Selatan. Pemerintah pusat menganggap RMS sebagai gerakan pemberontakan terhadap NKRI. Upaya perdamaian oleh Dr. Leimena dan tim tidak berhasil. Pemerintah lalu menumpas RMS dengan ekspedisi militer pimpinan Kawilarang. Soumokil tertangkap di Seram pada 2 Desember 1962.

     Pengaruh dari perubahan-perubahan ini adalah perpecahan pada TNI dan PNI. Lalu, stabilitas pemerintahan RIS yang baru saja dibentuk sangat terancam. Menimbulkan ketegangan dan ketidakstabilan di wilayah Makassar dan sekitarnya. Kemudian, menimbulkan banyak korban jiwa yang ada pada wilayah penyerangan.

     Saya sendiri merasa tidak setuju jika masalah diselesaikan dengan disintegrasi. Disintegrasi membuat pemerintahan dan rakyat merasa tidak tenang dan aman. Perubahan ini sudah menghancurkan bangsa sama seperti saat masih dijajah. Tentunya, ini tidak boleh terulangi lagi agar tidak terpecah lagi.

     Perubahan memang dapat membuat suatu bidang lebih maju dan berkembang. Setiap perubahan berbeda-beda dan ada yang sesuai kebutuhan masyarakat. Tetapi jika salah digunakan akan hancur pada yang sudah stabil. Kita perlu memikirkan konsekuensi buruk dari sebuah tindakan sebelum dilakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun