Perubahan sosial akan selalu terjadi karena masyarakat tidak berhenti berkembang. Kemudian, perubahan pada lembaga masyarakat diikuti oleh lembaga sosial lainnya. Lalu, perubahan cepat menyebabkan disorganisasi sementara karena sedang menyesuaikan diri. Terakhir, perubahan tersebut tidak dapat dibatasi oleh bidang spiritual saja.
   Perubahan kecil adalah perubahan yang tidak terlalu penting bagi masyarakat. Ini terjadi pada unsur-unsur struktur sosial seperti stratifikasi sosial dan kebudayaan. Seperti perubahan mode pakaian tidak membawa pengaruh secara keseluruhan. Contoh lainnya, perubahan gaya rambut yang banyak disukai orang.
   Perubahan besar adalah perubahan yang sangat berpengaruh bagi masyarkat sekitar. Lembaga-lembaga masyarakat juga dapat merasakan pengaruh dari perubahan besar tersebut. Seperti, hak milk tanah, sistem kerja, hubungan kekeluargaan setiap masyarakat. Contoh perubahan ini adalah urbanisasi ke kota membuat lahan sempit.
   Perubahan yang direncanakan akan diperkirakan dahulu sebelum membuat suatu perubahan. Terdapat pihak-pihak yang melakukan perubahan dan dinamakan sebagai pelaku perubahan. Pelaku perubahan adalah seseorang yang dipercaya untuk merubah lembaga-lembaga masyarakat. Contohnya adalah program keluarga diterapkan untuk mengendalikan pertumbuhan para penduduk.
   Perubahan yang tidak dikehendaki terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat. Tetapi perubahan ini menimbulkan masalah yang tidak diharapkan oleh masyarakat. Contohnya upacara perkawinan yang praktis dan tidak seperti proses aslinya. Tetapi karena alasan biaya yang mahal, banyak masyarakat mau mengikutinya.
   Perubahan struktural adalah perubahan yang mendasar dan dapat memunculkan reorganisasi. Contohnya, perubahan pemerintah dari sentralisasi ke desentralisasi yang menamah wewenang. Perubahan proses adalah perubahan yang tidak mendasar dan menyempurnakan perubahan. Contohnya, perubahan kurikulum untuk membenarkan kesalahan -- kesalahan di kurikulum sebelumnya.
   Tetapi Indonesia mengalami perubahan buruk saat sudah merdeka dari penjajahan. Yang awalnya sudah damai / sudah terbebas justru menjadi disintegrasi. Seperti, pada awal kemerdekaan, Indonesia harus menghadapi masalah dari dalam. Golongan- golongan tersebut mendapat bantuan dan dukungan dari pihak Belanda.
   Terjadi juga pemberontakan seperti pemberontakan PKI Madiun pada September 1948. Persetujuan renville menyebabkan kekecewaan yang sangat besar terhadap pemerintah Indonesia. Karena adanya demarkasi Wan Mook, wilayah Indonesia menjadi semakin sempit. Pada tahun 1948, terjadi masalah-masalah politik antara kelompok komunis.
   Musso yang merupakan pemimpin kelompok komunis, kembali dari Uni Soviet. Ia bergabung dengan PKI dan mendorong untuk membentuk pemerintahan radikal. Saat 18 September 1948, PKI memberontak dan menduduki kantor-kantor pemerintahan. Mereka juga menguasai kota dan melakukan banyak aksi-aksi revolusioner.
   Tindakan PKI ini dinilai sebagai ancaman besar oleh pemerintah Indonesia. Akhirnya, Pemberontakan ini cepat ditumpas dengan dukungan TNI dan rakyat. Tokoh-tokoh PKI seperti Amir Sjarifuddin berhasil ditangkap dan berhasil dieksekusi. Otoritas-otoritas pemerintah Republik Indonesia di Madiun dipulihkan kembali.
   Contoh lainnya, pemberontakan Darul Islam yang memisahkan diri dari NKRI. Penggagas berdirinya Negara Islam adalah Sekarmadji maridjan kartosuwirjo, tokoh partai. Pemberontakan ini diawali dengan berdirinya NII pada 7 Agustus 1949. Pemberontakan ini juga terjadi di Jawa barat, Jawa Tengah, Aceh dan Sulawesi Selatan.