Sementara urutan input turn off your cell phone while in the mosque’ memang tak berpotensi salah berkat ketidakrumitan susunan kata-katanya aslinya. Saya tidak tahu bagaimana frasa ‘telepon genggam’ bisa menjadi  your cell phone, padahal frasa aslinya tanpa ‘kamu’.
‘Makan tidak makal asal kumpul’ menjadi eating doesn’t eat from togethers sama sekali tidak benar; itu karena kalimat ini tidak lengkap.
Mungkin akan akurat bila kalimat aslinya berbunyi ‘makan ataupun tidak makan, asalkan kita selalu berkumpul’. Di sini kata ‘asal’ diterjemahkan sebagai from.
Selain itu, peribahasa dari suatu bahasa tidak selalu bisa dimaknakan secara sama dalam bahasa lain.
You say my heart really cool (kau bilang hatiku sungguh sejuk)  hadir sebagai terjemahan ‘komentarmu sungguh menyejukkan hatiku’, yang ternyata beda makna.
Begitu juga ‘selain petugas dilarang masuk’ yang gagal diterjemahkan dengan akuran karena ‘selain’ ditafsirkan sebagai in addition yang artinya adalah ‘selain itu’.
‘Deh’ sebagai kosakata bahasa Indonesia dialek Jakarta tidak ada dalam koleksi input Google Translate. Dan penerjamahan ‘kasihan deh kamu’ menjadi poor deh you bukan tuturan bahasa Inggris yang bisa dipahami penutur Inggris.
Pada kasus penerjemahan ‘sendal jepit’, Google Translate gagal menyelipkan kata ‘saya’ (bandingkan dengan kehebatannya menambahkan kata my pada contoh cell phone di atas).
Selain itu, Google Translate gagal pula menetapkan were yang seharusnya menggantikan was karena flip-flops (sandal jepit) adalah kata jamak.
Ungkapan khas bahasa Indonesia tidak baku ‘kejatuhan’ tidak bisa diterjemahkan oleh Google Translate. Hasil penerjemahan bermakna ‘ia terjatuh dari tangga’, yang sangat beda dengan ‘ia kejatuhan tangga’. Mungkin akan beda hasilnya bila input ditulis ‘sebuah tangga menjatuhinya’.
Saya tidak tahu kenapa terjemahan antara ‘sampaikan salamku untuk keluargamu’ bisa berbeda dengan hasil terjemahan ‘sampaikan salamku buat keluargamu’ dan ‘sampaikan salam saya untuk keluarga Anda’.