Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tidak Satupun Negara di Dunia Siap Jika Terjadi Perang Biologi

23 April 2020   23:21 Diperbarui: 23 April 2020   23:37 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penularan virus corona (Captur Video Youtube dari Universitas Hoko, Jepang)    

Sejarah juga mencatat penggunaan senjata biologi di masa lalu. Misalnya  pada tahun 1942 ketika Jepang menghajar China dengan menyebarkan kuman penyakit seperti kolera, tipus, dan anthrax dalam perang Zhejiang-Jiandgxi. Ini kemudian diadili sebagai kejahatan perang di Pengadilan Kejahatan Perang Khabarovsk.

Atau catatan sejarah yang lebih lama soal penaklukan Amerika Utara oleh bangsa Eropa dari tangan penduduk asli Indian pada abad 18. Ketika itu, tentara Inggris disebut memberikan hadiah selimut dan sapu tangan yang telah direndam dalam kuman cacar. Bahkan jauh sebelum itu, manusia sudah belajar menggunakan racun yang dioleskan pada mata panah untuk membunuh lawan atau hewan.

Sehingga, asal-usul virus corona baru penyebab Covid-19 ini masih merupakan pertanyaan terbuka. Belum ada satu ahli pun yang mampu membantah secara tegas dengan bukti-bukti ilmiah tak terbantahkan. Demikian pula sebaliknya.

Apalagi sampai saat ini pasien 0 (nol) Covid-19 tidak terlalu jelas siapa orangnya.  Muncul nama Ny Wei Guixian, 57 tahun, tetapi ini pun masih menjadi pertanyaan besar, mengingat sebelum terjadi ledakan kasus di Wuhan, ada laporan di Lombardy, Italia,  bahwa ada penyakit “pneumonia aneh” yang memiliki gejala sangat mirip dengan Covid-19.  Wilayah ini kemudian menjadi salah satu yang terparah di Eropa.

 Dunia Tidak Siap

Lihat betapa berbahayanya SARS-CoV-2 yang terus-menerus bermutasi. Kabar terakhir virus ini sudah bermutasi menjadi 30 varian. Cara penularannya pun begitu menakutkan sehingga membuat hampir seluruh manusia di planet ini harus terkurung di dalam rumah mereka.  

Lepas, apakah  SARS-CoV-2 sengaja diciptakan sebagai senjata biologi atau bukan, ini jelas menunjukkan bahwa tidak ada negara di dunia yang siap menghadapi serangan senjata biologi. Bahkan AS dan Eropa babak belur dibuatnya. Terbukti sejauh ini AS dan Eropa yang paling terpukul oleh pandemi ini.

Pandemi ini menunjukkan bahwa dunia kekurangan alat pelindung diri (APD) bagi para petugas medis. Dunia kelabakan ketika permintaan masker tiba-tiba melonjak. Dunia kekurangan ventilator untuk pasien kritis. Dunia kekurangan tempat tidur, kekurangan tenaga media (dokter-perawat), kekurangan dokter spesialis, dan banyak lagi. 

Jika harus menyebut satu negara yang cukup siap, itu adalah Vietnam. Negeri ASEAN ini terbukti – setidaknya dari laporan resmi -  tidak menderita satu kematianpun dan hanya mencatat 200-an kasus infeksi. Itu keberhasilan karena tanggapan cepat, menahan wabah lebih dini dibanding hampir semua negara di dunia.   

Maka, apabila pandemi ini adalah sebuah perang biologi, maka pembuatnya sudah cukup sukses menjungkalkan seisi dunia.  Meski dengan angka kematian – sejauh ini -  yang masih jauh di bawah wabah Flu Spanyol 1918  (sekitar 50 juta kematian), namun dampak ekonominya sangat dahsyat! Sampai-sampai harga minyak mentah pun melorot hingga minus 40 dolar AS per barel.

Inilah sesungguhnya senjata yang paling berbahaya. Serangannya senyap dengan daya rusak melebihi senjata nuklir, tetapi memiliki keunggulan utama: murah meriah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun