Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Polri, Pahamilah Pikiran dan Isi Hati Rakyat

20 Juli 2015   05:48 Diperbarui: 20 Juli 2015   07:42 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jaffe menjalankan program J-RIP tahun 2003. Lantas, apa hasil yang diperoleh Jaffe? Angka kriminalitas (perampokan) di Brownsville turun drastis, masing-masing di atas 120 kasus pada tahun 2006, kurang dari 100 kasus (2007, 2008, & 2009), kurang dari 60 kasus (2010), dan kurang dari 30 kasus (2011).

Gladwell menentang pendapat bahwa dengan kekuasaan besar, negara bisa menegakkan keteraturan tanpa perlu mengkhawatirkan apa pendapat mereka yang diperintah. Dia menggunakan Jaffe sebagai bukti bahwa yang berkuasa harus memerhatikan bagaimana pihak lain memandangnya. Bahwa yang memerintah sangat rentan terhadap pendapat pihak yang diperintah.

Sikap Kapolri

Gladwell tak perlu mengajari Polri karena sesungguhnya para petinggi Polri telah memahami bagaimana cara mengambil hati rakyat Indonesia.

Jend Bambang Hendarso Danuri semasa menjabat Kapolri pernah berkata, “pengabdian dan prestasi tidak boleh membuat polisi arogan dan sombong. Ia meminta agar polisi menghilangkan sikap egosentris, arogansi, dan tampilkan wajah polisi yang humanis tapi tegas.”

Jend Sutarman - yang digantikan oleh Badrodin - juga pernah mengatakan hal senada, yakni polisi harus menjunjung tinggi nilai humanis dalam melayani masyarakat. Selain itu, awal Januari 2015 lalu, Sutarman mengingatkan agar Polri jangan diombang-ambingkan oleh kekuatan politik.

Pemegang tongkat komando Polri saat ini, Jenderal Badrodin Haiti, telah berjanji akan memimpin Polri sesuai visi “Pemantapan soliditas dan profesionalisme Polri guna mendukung terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.”

Visi itu diimplementasikan dalam delapan misi di antaranya melaksanakan revolusi mental SDM Polri melalui perbaikan sistem rekrutmen, peningkatan kesejahteraan, pendidikan, dan latihan serta pengawasan, memperkuat kemampuan pencegahan kejahatan dengan landasan prinsip pemolisian proaktif (proaktif policing) dan pemolisian yang berorientasi pada penyelesaian akar masalah (problem oriented policing), memacu terbentuknya postur Polri yang lebih dominan sebagai pelayan, pengayom, dan pelindung masyarakat, dan meningkatkan pelayanan yang lebih prima kepada publik.

Misi yang luar biasa! Perhatikan, Polri lebih berorientasi pada penyelesaian akar masalah. Ibarat pohon, Polri tidak semata-mata menegakkan hukum atas apa yang terlihat (pucuk, daun, dan batang pohon) tetapi melihat sampai dalam, yakni ke akarnya. Ada penyakit apa yang menyerang akar pohon itu sehingga pucuk, daun, dan batangnya tak terlihat sehat?

Rupanya, akar persoalan ada di tubuh Polri sendiri. Buktinya Badrodin berjanji akan “memacu terbentuknya postur Polri yang lebih dominan sebagai pelayan, pengayom, dan pelindung masyarakat, dan meningkatkan pelayanan yang lebih prima kepada publik.” Berarti dalam praktik selama ini poin-poin tersebut masih kurang dominan. Lebih jelasnya, melalui misinya, Badrodin mengakui secara implisit bahwa selama ini Polri masih belum menjadi pelayan yang baik, masih kurang mengayomi, masih kurang melindungi masyarakat, dan pelayanan Polri masih kurang prima.  

Setelah sah menjadi Kapolri, pada sebuah kesempatan baru-baru ini, Jend Badrodin ‘lebih terbuka’ alias ‘mengakui’ dari alam bawah sadarnya tentang lemahnya legitimasi Polri atas masyarakat yang diayomi. Badrodin menyatakan bahwa polisi dituntut memiliki “dua wajah”. Satu wajahnya penuh senyum kalau melayani masyarakat. Tapi, polisi harus galak kalau polisi melakukan penegakan hukum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun