Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lima Inspirator Hebat untuk NTT Merdeka dari Ketertinggalan

22 Desember 2014   02:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:46 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14191662091438757780

[caption id="attachment_342526" align="aligncenter" width="448" caption="Warga menegakkan kincir angin di lapangan turbin angin kecil di desa di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. (sumber: voaindonesia.com/AFP)"][/caption]

LIMA sosok hebat, masing-masing seorang Lurah, Pastor, Dosen, Teknokrat, dan Sastrawan ditampilkan oleh kalangan cerdik cendekia di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai inspirator bagi masyarakat di daerah tersebut demi meraih sebuah cita-cita besar: “NTT Merdeka; Merdeka dari kemiskinan dan ketertinggalan”. Itulah tema NTT Academia Award 2014 yang merupakan gelaran ke delapan sejak pertama kali digelar tahun 2007.

Mereka diangkat lebih tinggi ke permukaan melalui penghargaan NTT Academia Award 2014 oleh cerdik-cendekia di NTT yang tergabung dalam Forum Academia NTT (FAN), agar sosok-sosok itu kian terlihat setelah bertahun-tahun berjuang di bidangnya masing-masing, diakui kemampuannya, dan sudah mendapat banyak pujian dan penghargaan atas karya serta jasa-jasanya bagi sesama maupun bagi kemajuan di bidang yang digelutinya.

Melalui seleksi ketat oleh Dewan Juri selama hampir setahun, terpilihlah Lurah Naikoten II Kota Kupang, Wildrian Ronald Otta, S.STP.,M.M sebagai peraih katagori Young Inspirator, Pastor Marsel Agot, SVD sebagai peraih katagori Lifetime Achievements, Lenny M. Mooy, S.P.,M.P sebagai peraih kategori Science and Engineering, Ricky Elson sebagai peraih katagori Social Enterpreneur, dan Mario F. Lawi mendapat penghargaan untuk katagori Literature (Sastra).

Para juri yang dipercaya memilih lima sosok itu adalah Romo Leo Mali (unsur Senior Members FAN), Pdt. Lintje H. Pellu.,M.Si.,Ph.D (unsur Akademisi), Torry Kuswardono (unsur Aktivis NGO), dan Petrus Christian Mboeik (unsur Pers). Dewan juri menyaring 46 kandidat yang terdiri atas empat lembaga dan 42 kandidat perorangan yang diusulkan oleh seluruh anggota FAN yang tersebar di berbagai belahan dunia. Dasar penilaian adalah relevansinya bagi permasalahan dan pembangunan NTT, daya cipta dan inovasi, tingkat representasi dan pencitraan NTT, tingkat prestasi, visi penerima, serta inspirasi dan karya yang didapat.

Pengumuman pemenang dilakukan di OCD Cafe, Pantai Lasiana, Kota Kupang, pada Jumat 19 Desember 2014 atau sehari sebelum Hari Ulang Tahun Ke-56 Provinsi NTT. Berikut profil singkat para peraih NTT Academia Award 2014.

Wildrian Ronald Otta, S.STP.,M.M

Lurah Naikoten II Kota Kupang, Wildrian Ronald Otta, S.STP. MM dipilih sebagai peraih penghargaan katagori “Young Inspirator”.

Lulus dari STPDN Jatinagor (2008) dan Program Pascasarjana Magister Manajemen UNWIRA Kupang (2014). Memulai karier sebagai Staf pada BKD Kota Kupang tahun 2008 kemudian bertugas di bagian Humas dan Protokol Setda Kota Kupang (2009), Sekretaris Lurah Oepura (2009), dan Lurah Naikoten II sejak 2011.

Selama menjadi Lurah Naikoten II berhasil membawa Kelurahan Naikoten II sebagai Juara Harapan I dan Administrasi Terbaik Kupang Green and Clean (KGC) Tahun 2011; Juara III Lomba Gapura dan Manajemen Terbaik dalam event KGC 2012, mendapat penghargaan sebagai kelurahan dengan sanitasi terbaik tingkat Kota Kupang dan Kementerian Kesehatan RI.

Keberhasilan Pak Lurah yang akrab disapa Andre, mendapat perhatian Kedutaan Australia, sehingga Duta Besar Australia untuk Indonesia melakukan kunjungan kehormatan dalam rangka pencapaian nol persen angka kematian ibu dan anak di Kelurahan Naikoten II Tahun 2012, sekaligus ditetapkan sebagai Show Window bagi Australia dari Indonesia dalam hal Kelurahan Siaga. ‘

Lurah Andre juga menerapkan sistem pelayanan One Stop Service di Kelurahan Naikoten II dan mendapat Juara I lomba kelurahan tingkat Kota Kupang (2012). Tak hanya itu, dia juga menerapkan sistem pelayanan digital “Digital Village” (Kelurahan Digital) bersama STIKOM Uyelindo, dan mendapat Juara I tingkat Kota Kupang dan Juara I tingkat Provinsi NTT dan Juara II tingkat Nasional. Kelurahan Naikoten II juga mendapat kunjungan kehormatan dari Ketua Umum Tim Penggerak PKK Republik Indonesia.

Dari berbagai prestasi yang diraihnya, Lurah Andre mendapatkan Adhy Karya Bhakti Praja Madya dari Menteri Dalam Negeri Indonesia.

Pastor Marsel Agot, SVD

Pastor Marsel yang berasal dari Kabupaten Manggarai Barat meraih penghargaan untuk katagori “Lifetime Achievements”.

Seorang Biarawan/Pekerja Kemanusiaan dan penyelamat lingkungan hidup yang memiliki motto “Bila ingin melestarikan alam, mulailah dari diri sendiri”. Menghabiskan hidupnya di Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.

Motto itu menjadi pegangan hidup yang mendorongnya memerhatikan lingkungan hidup di Manggarai Barat. Upayanya dimulai sejak 1980-an dengan menanam jutaan pohon terdiri atas 13 jenis pohon, disamping itu juga membuat hutan buatan dengan menanam 5.000 pohon yang kini telah diserahkan kepada STKIP St. Paulus-Ruteng. Hasilnya beberapa mata air baru muncul di tengah hutan buatan itu. Selain itu, beliau juga aktif dalam pergerakan masyarakat menolak tambang di wilayah Manggarai.

Lenny M. Mooy, SP. MP

Perempuan cerdas ini meraih penghargaan untuk katagori “Science and Engineering”. Lenny adalah dosen dan peneliti pada Politeknik Pertanian Negeri Kupang (Politani) yang peduli pada pelestarian pohon cendana yang nyaris punah di bumi Flobamora.

Mulai serius melakukan penelitian, presentasi, dan publikasi tentang cendana sejak 2008 hingga sekarang, baik melalui program penelitian DIKTI, program penelitian Politani maupun penelitian mandiri yang melibatkan mahasiswa dan petani untuk melestarikan pohon cendana di beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Kupang.

Ricky Elson

Bukan putera asli NTT. Tapi Dewan Juri menilai Ricky Elson yang lahir di Padang, Sumatera Barat pada 11 Juni 1980, ini pantas meraih penghargaan untuk katagori “Social Enterpreneur”. NTT Academia Award memang tidak mengkhususkan pada orang NTT asli, tetapi juga bagi mereka yang berjasa bagi masyarakat NTT.

Ricky adalah seorang teknorat yang ahli dalam teknologi motor penggerak listrik. Menempuh pendidikan tinggi teknologinya di Jepang dan juga bekerja di Jepang selama 14 Tahun. Ricky telah menemukan belasan teknologi motor penggerak listrik yang sudah dipatenkan oleh pemerintah Jepang. Pertengahan Tahun 2013, Ricky dan timnya bekerja menyelesaikan beberapa purwarupa mobil listrik yang diberi nama Selo dan Gendhis

Karya Ricky Elson bagi masyarakat NTT adalah membangun pembangkit listrik tenaga angin di
Pulau Sumba sejak tahun 2013. Kini, sudah 25 Rumah tangga keluarga miskin di Dusun Kalihi, Desa Kamanggi, Kecamatan Kahunga Eti, Kabupaten Sumba Timur, mendapat listrik dari Taman Listrik tenaga angin hasil karya Ricky. Inovasi kelistrikan yang dilakukannya ikut serta membangkitkan gairah ekonomi dan kewirausahaan di daerah tersebut.

Mario F. Lawi

Berkat prestasinya di bidang sastra mengantar Mario F. Lawi meraih penghargaan katagori “Literature (Sastra)”.

Pria kelahiran Kupang, 18 Februari 1991 ini merupakan seorang sastrawan dan penulis buku. Saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang.

Mario aktif menulis puisi, cerpen, dan esai yang dipublikasikan pada beberapa surat kabar antara lain: Kompas, Koran Tempo, Sinar Harapan, Serambi Indonesia, Sumut Pos, Bali Post, Pos Kupang, Timor Express, Victory News dan Flores Pos.

Karya buku kumpulan puisi yang sudah diterbitkan adalah Poeta Verba (2011), Malaikat Hujan (2012), Memoria (2013), dan Ekaristi (2014). Selain itu aktif mengikuti beberapa event sastra antara lain: Temu Sastrawan Indonesia IV di Ternate (2011), Pertemuan Penyair Nusantara di Jambi (2012), Makassar International Writers Festival (2013), Temu Sastrawan NTT I (2013), Ubud Writers and Readers Festival (2013), Bienal Sastra Salihara, Jakarta (2013), Temu Sastrawan Mitra Praja Utama VIII, Banten (2013), Makassar International Writers Festival (2014) dan Program Penulisan Esai Majelis Sastra Asia Tenggara (2014).

Penghargaan yang diperoleh antara lain Juara II Lomba Menulis Cerpen antar-SMA se-Kota Kupang, Bhayangkara Book Fair I (2009), Juara I Sayembara Menulis Puisi Nasional oleh Komunitas Rumah Sungai, NTB (2012). Tahun 2013, empat karya sastranya mendapat rekomendasi Majalah Tempo untuk buku kumpulan puisi “Memoria” serta 10 Besar Khatulistiwa Literary Award 2013 untuk kumpulan puisi “Ekaristi”.

Nobel ala NTT

Ketua Panitia NTT Academia Award 2014, Ody Mesakh, SP bersama Sekretaris Nike Frans, S.Gz, dan Dr. Wilson Therik selaku Ketua Seksi Nominasi dan Penjurian, menjelaskan bahwa penghargaan ini merupakan suatu bentuk apresiasi bagi para inovator di NTT, sekaligus menjadikan mereka contoh atau teladan bagi masyarakat.

Penjelasan lebih detail mengenai apa itu NTT Academia Award dapat dilihat di SINI. Untuk memudahkan pembaca, berikut saya kutip sedikit dari penjelasan tersebut.

NTT Academia Award adalah wujud penghargaan tahunan yang hendak dicitrakan dan dimaknai sebagai penghargaan prestasi tertinggi di bidang pendidikan maupun inovasi dalam rangka mempercepat pembangunan Provinsi NTT. Singkatnya, NTT Academia Award diibaratkan sebagai “Hadiah Nobel” alternatif bidang pembangunan di wilayah NTT.

Sedangkan Forum Academia NTT alias FAN, pertama kali dibentuk pada tahun 2004 oleh para mahasiwa NTT yang sedang atau telah menempuh studi pasca sarjana (S2 dan S3) di luar negeri negeri (Inggris, Belanda, Jerman, Perancis, USA, Australia) serta dalam negeri (Jakarta, Surabaya, Bogor, Bandung, Kupang, Yogyakarta, Salatiga, dsb.) dengan total keanggotaan lebih dari 600 orang.

Nama resmi forum ini adalah “Forum Academia for NTT Development”. Selanjutnya disingkat Forum Academia NTT. Forum ini awalnya diciptakan untuk berbagi informasi dan pengalaman dalam melamar dan wawancara untu mendapatkan beasiswa s2/s3 dalam dan luar negeri, juga untuk saling bersapa-ria antara anak-anak NTT around the globe.

Kegiatan rutin FAN berupa publikasi ilmiah Journal of East Nusa Tenggara Studies, NTT Academia Award Tahunan (Perdana 2007), Archiving dan Dokumentasi Studi-Studi NTT, yakni Timor Barat (West Timor), Sumba, Flores, Alor, Rote, Sabu, Lembata.

Pengetahuan (knowledge) telah menjadi faktor produksi yang luar biasa penting. Bila menjelang akhir abad 20 Anda mendengar tentang information society maka di awal abad 21 ini FAN mempromosikan knowledge society. Artinya FAN memproduksikan pengetahuan yang berkaitan dengan pembangunan secara umum maupun bersifat sektoral di Provinsi NTT. Memproduksi pengetahuan dan membagikan pengetahuan (Knowledge Sharing) merupakan inti dari kegiatan FAN. (*/eddy mesakh)

Tentang Forum Academia NTT
Academia Award

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun