Kegembiraan yang timbul tatkala rombongan Long-March tiba di Jawa-Barat, mendadak ternoda akibat sebuah pengkhianatan.Â
   Semula, pasukan Siliwangi tak mengira bahwa mereka akan ditusuk dari belakang. Pasukan yang dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewiryo yang mendeklarasikan kelompok mereka sebagai NII/DI dan emoh disuruh hijrah ke Yogyakarta, telah berpura-pura bermuka manis saat menerima para tentara Siliwangi setibanya di wilayah Jawa-Barat.Â
   Sebagian TNI diserang langsung oleh  pasukan NII/DI, banyak dari mereka tewas secara mengenaskan akibat diserang secara mendadak.Â
   Sebagian lagi dari mereka ( NII/DI) berpura melayani dengan menyediakan tempat bermalam dan makanan, ternyata makanan itu sudah dicampur oleh   "sesuatu " yang membuat para pasukan terlelap. Dan kemudiaan mereka dihabisi dengan mudah.Â
   Kembalinya  para pejuang ( pasukan Siliwangi  )  ke Jawa-Barat disambut hangat oleh para penduduk.Â
 Kilas Balik
    Pertanyaannya : apa kesimpulan yang bisa ditarik, sesudah menghayati secuplik kisah heroik penuh derita dan air mata ini.Â
   Bagaimana kita mampu menyikapi dan menghargai Long-March  tersebut, ketika berbagai tindakan hina telah mencederai pengorbanan para pahlawan kita.Â
   Tanpa malu, selama ini kita secara sengaja melakukan KORUPSI, melanggar etik konstitusional, politik - transaksional, politik dinasty, terduga koruptor boleh diangkat sebagai pejabat.Â
   Tanpa malu, menggunakan secara serampangan uang Negara untuk pencitraan pribadi, menggandakan hutang bukan buat kepentingan rakyat. Mencoba menghidupkan kembali yang di telah di hapus ( DPA  ) untuk kepentingan pribadi.Â
Dari berbagai sumber/ Kompas.com/detik/dll.