" Saya melihat bapak Kapolri yang sensitif sekali soal hal ini, kalau dalam video yang saya baca dan dengar itu. Paul Zhang ini yakin dia tak akan diapa-apakan karena Kapolri nya Kristen"
Kontan saja, komentar yang jelas berisi asumsi pribadinya, diprotes sejumlah orang. Anwar Abbas yang Waketum MUI dituding tak sepantasnya berbicara seperti itu. Apalagi selama ini beliau ini dianggap sering melontarkan pandangan negatif pada Pemerintah.Â
Tingkah Paul Zhang seolah membangkitkan sebuah pertanyaan, mengapa kebencian terhadap Islam kian mengembang. Dan motivasi apa dibalik keberanian seorang Paul Zhang untuk berkomentar melecehkan pada umat Islam?Â
Pertanyaan yang sama juga bisa terlontar pada pelecehan yang tak berbeda, dibanding vulgar nya penghinaan Jozeph Zhang.Â
Ustad Abdul Somad pada sebuah kemunculannya mengucapkan: di salib Kristen ada Jin kafir. Lalu mualaf yang mendadak jadi ustad, Yahya Waloni yang mempersoalkan hal remeh-temeh, seperti kursi Kristen dan kursi islam.
Bukan sekali dua kali, ucapan agak nyeleneh dan mengandung pelecehan pada minoritas beragama terjadi di Republik ini. Merasa mau menang sendiri juga diidap oleh sebagian mereka yang sudah terkontaminasi oleh paham Radikal (kasus Meiliana di Tanjung Balai), sehingga menimbulkan kerusuhan nassal.Â
Kita bersyukur mendapat Menteri Agama yang secara perlahan menerapkan toleransi antar Agama. Beliau juga menyatakan bahwa Menteri Agama bukan cuma khusus buat Agama Islam, tetapi untuk semua Agama. Pernyataan itu terasa melegakan hati semua orang.Â
Pemerintah diharap mendukung sikap Menteri Agama. Tugas Menteri Agama berat, mengingat selama ini seolah terjadi pembiaran intimidasi pada budaya dan toleransi beragama. Misalnya, acara melarung, ruwatan, atau soal pendirian rumah Ibadah.Â
Pemerintah juga dihimbau untuk bertindak pada ustad- ustad  yang secara fakta menyebarkan intoleransi disetiap kemunculannya. Agar ketentraman masyarakat tidak terusik karenanya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI